Kamis, 28 Juni 2012

Resume PKLH



Pengantar PKLH

Kodisi Bumi sudah mendekati kehancuran atau Total Colaps.  Indikasi atau ciri-ciri dari Total Colaps yaitu :
a)      Terjadinya Peningkatan temperature Permukaan air laut di daerah Tropis
b)      Peningkatan zat Polutan di udara atau atmosfer
c)      Penipisan atau menipisnya lapisan ozon

Penyebab terjadinya Total Colaps :
a)      Pertumbuhan penduduk yang besar, sementara daya dukung lingkungan terbatas
b)      Teknologi yang tidak terkendali
c)      Sikap manusia yang ingi mendominasi alam bahkan menghabiskan

Sejarah Filosofis Manusia dan Lingkungan

1.      Manusia tunduk kepada Alam
2.      Manusia menguasai alam, ini dari falsafah barat Descaneteis. Falsafah ini menyatakan muncul pertumbuhan Eksponensial, yaitu proses pertumbuhan jumlah penduduk yang besar yang diikuti dengan semakin meningkatnya pula konsumsi energi dan sumber daya alam yang meningkat.

Ø  Langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi pertumbuhan Eksponensial, yaitu :
a)      Setiap individu harus memandang dirinya bagian dari dunia
b)      Harus ada etika atau aturan dalam penggunaan sumber Daya Alam
c)      Harus ada penekanan terhadap sikap hubungan yang harmonis antara manusia dan alam
d)     Setiap tindakan manusia harus memikirkan kepentingan generasi yang akan datang
e)      Setiap orang harus menghayati apa makna hidup di dunia.
3.      Manusia hidup dalam keselarasan dengan alam












Rabu,17 februari 2010

Pengertian Kependudukan dan Pendidikan


Kenapa Kependudukan dan Lingkungan hidup digabungkan, sebab sasaranya sama, yaitu :
-          Kependudukan sasaranya : Perubahan sikap dan tingkah laku manusia dalam maslah reprodulsi dan distribusi penduduk.
-          Pendidikan Lingkungan hidup sasaranya : Perubahan sikap dan tingkah laku manusia dalam masalah pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan Pendidikan pendudukan ini adalah untuk memungkinkan Pelajar dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk memahami dan menilai situasi kependudukan yang ada, yang berpengaruh terhadap kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa dan dunia.

Dari lokakrya UNESCO Bangkok tentang kependudukan dan lingkungan pada tahun 1970 disepakati batasan pendidikan kependudukan sebagai ‘suatu program kependidikan yang menyediakan kajian tentang situasi kependudukan dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia, dengan maksud untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap situasi kependudukan yang dihadapi.

Sedangkan Otto Soemarwoto (1997) mendefinisikan lingkungan hidup sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan benda tak hidup. Sementara itu, menurut Nothern Illionis University, pendidikan lingkungan hidup adalah proses mereorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai antarhubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Dari batasan ini tersirat makna bahwa sasaran PKLH berdimensi tidak hanya pemahaman (kognitif) manfaat perlunya keseimbangan/keselarasan hubungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup yang ada di bumi, tetapi juga menyentuh dan malah lebih penting yaitu dengan peningkatan sikap dan nilai positif terhadap permasalahan kependudukan dan lingkungan, sehingga mendorong peserta didik melakukan beberapa aksi dalam bentuk perbuatan langsung.











                                                                                                  Rabu, 3 maret 2010 
Sensus Penduduk

Berdasarkan peraturan pemerintah (No.6/1960; No.7/1960) Sensus penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun. Dalam pelaksanaannya, sensus penduduk menggunakan dua tahap, yaitu pencacahan lengkap dan pencacahan sampel.informasi yang lebih lengkap dikumpulkan dalam pencacahan sampel.

Pendekatan de jure dan de facto diterapkan untuk mencakup semua orang dalam area pencacahan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de jure, dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat tinggal mereka secara formal; sedangkan mereka yang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de facto dan dicatat dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar dan keluarganya tidak tercakup dalam sensus.
































Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
Populasi kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Faktor-faktor yang menentukan populasi adalah kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Spesies Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1.      Bioma gurun :Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.      Bioma padang rumput: Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3.      Bioma Hutan Basah :Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.      Bioma hutan gugur :Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5.      Bioma taiga:Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6.      Bioma tundra :Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Ekosistem Air Tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai. Ekosistem air laut ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.Ekosist Buatan, Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang. Komponen-komponen biotik dari ekosistem perairan antara lain : Ikan, Plankton (Zooplankton dan Fitoplakton) dan Mikrorganisme, Serasah, Tanaman, Lumut dan Lichens

Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:


1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun
Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
  1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
  2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
  3. Kelembaban udara sangat rendah
  4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
  5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
2. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
  1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
  2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
  3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3. Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
-Sabana murni bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
-Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
4. Bioma Hutan Tropis
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
  1. Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
  2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
  3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
  4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
- Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
5. Hutan Musim
Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
6. Hutan Lumut
Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.
7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
8. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
  1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
  2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
  3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
  4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
9. Bioma Hutan Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

Ciri-ciri:
  1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
  2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
  3. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
10. Hutan Bakau / Mangrove
Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
  1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
  2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
  3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.
Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.
Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu :
-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurusSuksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Sumber Daya Manusia Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu Manusia sebagai sumber daya fisik, Manusia sebagai sumber daya mental.
Sumber Daya Buatan (SDB) adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan dayagunanya untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi sumber daya alam sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Perlindungan dan Pengawetan Alam di Indonesia lahir pada tahun 1912 di Bogor, tokohnya Dr. SH. Kooders. Menurut Undang-undang Perlindungan Alam, pencagaralaman di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu: Cagar alam, Suaka margasatwa.
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin. Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Arti Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Pranata sosial adalah:sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
  • Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
  • Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
  • kedatangan orang asing yang berbeda kebudayaan dapat mendorong terjadinya perubahan.
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social mobility)
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya. Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara eksplisit maupun implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi. Kebudayaan mencakup ruang lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem sosial).

















Jum’at, 9 april 2010
Interaksi antara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Indonesia sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC, India, USSR dan USA, sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat adanya masalah kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya yang pesat dan penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang. Tahun 2001 jumlah penduduk Indonesia sekitar 206,1 jiwa. Dengan pertumbuhan populasi 2,3% pertahun, dapat diprediksi bahwa tahun 2020 penduduk Indonesia akan berlipat ganda. Di samping itu, Indonesia sebagai Negara yang berkembang juga menghadapi masalah urbanisasi penduduk ke kota-kota yang umumnya tidak memiliki lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan SDA semakin diperluas yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.
Beberapa istilah kependudukan :
·         Demografi adalah ilmu yang mempelajari segagla sesuatu tentang aspek kependudukan.
·         Penduduk  adalah seseorang/sekelompok orang yang tinggal dan menepati suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu.
·         Penduduk dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan (fluktuasi pertumbuhan). Fluktuasi ini dikenal sebagai DinamikaPenduduk
·         Dinamika Penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu negara dari waktu ke waktu. 
Kepadatan penduduk disebabkan oleh 3 faktor, yaitu:
1)      Natalitas atau kelahiran adalah bilangan yang menunjukan jumlah kelahiran hidup setiap 1000 penduduk per tahun.
Kriteria angka kematian:
a.Angka kematian tinggi, bila lebih dari 18 orang per 1000 kelahiran
b.Angka kematian sedang, bila berkisar 14 - 18
   Angka kemtian rendah, bila kurang dari 14

Tinggi-rendahnya kelahiran, tergantung:
1.Struktur Umur
2.Banyaknya perkawinan
3.Penggunaan alat kontrasepsi
4.Pengguguran
5.Tingkat Pendidikan
6. Status pekerjaan wanita (strata ekonomi)

2)      Mortalitas atau angka kematian adalah bilangan yang menunjukan jumlah angka kematian dari tiap 1000 penduduk pertahun
Kriteria angka kematian:
a.Angka kematian tinggi, bila lebih dari 18 orang per 1000 kelahiran
b.Angka kematian sedang, bila berkisar 14 - 18
   Angka kemtian rendah, bila kurang dari 14

Tinggi-rendahnya kematian, tergantung:
1.Struktur Umur
2.Jenis kelamin
3.Jenis pekerjaan
4.Status sosial ekonomi
5.Keadaan lingkung

3)      Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau negara ke daerah atau negara lain.

Perpindahan ada dua, yaitu:
 1.  Perpindahan keluar (out migration/emigrasi)
 2.  Perpindahan kedalam (in migration/imigras
                
Sebab-sebab terjadinya urbanisasi:
a.Ketersediaan lapangan pekerjaan
b.Tingginya upah/penghasilan
c. Daya tarik kota

Jenis migrasi:
A.  Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap ke   daerah lain di dalam wilayah Republik Indonesia).
B.   Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
C.   Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian    menetap di luar negeri).
D.   Imigrasi (kebalikan dari emigrasi)
E.   Reemigrasi (Kembali ke tempat asal)

a.   Penyebab ledakan jumlah penduduk :
1)  angka kelahiran tinggi
2)  angka kematian rendah
3)  ekonomi yang teratur dan meningkat
4)  membaiknya kesehatan masyarakat
5)  tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah

b.   Dampak dari ledakan penduduk :
1) Sosial Ekonomi : Urbanisasi penduduk tidak merata, kemiskinan dan       kriminalitas meningkat.
2) Bidang Pendidikan: Tingkat pendidikan menurun dan biaya pendidikan meningkat
3) Bidang Kesehatan   :    Akibat kualitas lingkungan menurun, penyakit merajalela,   sehingga kualitas kesehatan masyarakat menurun.
4) Lingkungan Hidup :     Kerusakan hutan akibat ladang berpindah, kekurangan air, kekurangan oksigen, keterbatasan lahan,  penebangan pohon secara liar, berkurangnya lahan pertanian karena digunakan untuk perumahan dan industry, banyak limbah industri, rumah tangga, dan asap kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi air, tanah, dan udara.

C. Usaha untuk Mengatasi Ledakan Penduduk
1.Pendidikan (program pendidikan 9 tahun, menghapuskan buta huruf dll)
  
2.Menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan menyelenggarakan progam KB   dan menunda usia perkawinan

3.Mengimbangi laju pertambahan penduduk dengan meningkatkan produksi pangan, melalui program:
- intensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan cara bercocok  tanam,  hal ini dilakukan dilahan sempit/terbatas)
- ektensifikasi  (peningkatan produksi pertanian melalui perluasan lahan)
- diversifikasi (penganekaragaman jenis makanan)
- mencari sumber makanan baru.

Lingkungan hidup berasal dari kata “lingkungan dan hidup” dalam kamus besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa terbitan Balai Pustaka, 1984, lingkungan diartikan sebagai daerah (kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan alam diartikan sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme. Otto Soemarwoto, seorang pakar lingkungan terkemuka mendefinisikan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan (Soemarwoto, 1977:30).
Unsur-Unsur Lingkungan Hidup NTH.Siahaan, merumuskan sebagai berikut :
1)      Semua benda berupa : manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, organisme, tanah, air, udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan ain-lain yang keseluruhannya disebut materi sedangkan satuan-satuannya disebut komponen.
2)      Daya yang disebut energi
3)      Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi
4)      Prilaku / tabiat
5)      Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada
6)      Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi atau biasa pula disebut jaringan kehidupan (Siahaan, 1987:3).

L.L. Bernard dalam bukunya Introduction to Social Phychology, membagi lingkungan atas 4 macam yaitu :
1)      Lingkungan fisik atau organik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisio-grafis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak.
2)      Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis berupa mikro organisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk juga lingkungan pranata dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan.
3)      Lingkungan sosial, yang terdiri dari fisio-sosial yang meliputi: kebudayaan materiil, seperti peralatan, senjata mesin, gedung-gedung dan lain-lain; lingkungan bio-sosila manusia dan bukan manusia yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dam semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik. Lingkungan psiko-sosial yaitu yang berhubung dengan tabiat batin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain.
4)      Lingkungan komposit yaitu lingkungan yang diatur secara instansional, berupa lembaga-lembaga masyarakat baik yang terdapat didaerah perkotaan, maupun di daerah pedesaan.

Pada hakekatnya, untuk membina kesejahteraan hidup manusia memerlukan 4 macam kebutuhan hidup yaitu: pangan, sandang, papan dan pendidikan. Untuk mencapai semua itu manusia memanfaatkan ataupun mengeksploitasi alam sekitar, dalam hal inilah, sebagian besar penduduk bumi masih mempunyai kecenderungan berprilaku yang membawa akibat penurunan kualitas atau kerusakan alam sekitar. Karena tanpa menyadari manusialah yang membutuhkan lingkungan bukan lingkungan yang membutuhkan manusia, tanpa lingkungan manusia tidak akan bisa mempertahankan dan melestarikan / melangsukan kehidupannya (Otto Soemarwoto,1985).
Sikap dan perilaku kelompok masyarakat modern (barat) berfalsafah hidup bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi harus di kembangkan secara maksimal dan berupaya menghasilkan penemuan-penemuan batu untuk mengubah dan menguasai kebutuhan manusia. Dalam falsafah ini jalan peradaban manusia dapat dilihat sebagai gerakan suatu evolusi dan waktu manusia harus tunduk pada dan atur oleh alam sampai ketitik terjadi kebalikannya dan manusia mengatur alam lingkungannya.
Manusia denga lingkungannya merupakan satu kesatuan “suatu sistem”, manusia dengan lingkunganya saling berintraksi, manusia dengan sistem sosialnya (social system) pada satu sisi dapat mempengaruh oleh ekosistem (ecosystem) dan pada sisi lain lingkungan dan ekosistemnya juga dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh sistem sosial dari manusia tersebut (A.Terry Rambo,1983)
Sogiran (1983), menjelaskan bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga di pengaruhi oleh lingkungannya. Dalam usaha menjaga kelangsungan hidupnya, manusia berusaha menyatakan sumber-sumber alam yang ada dengan pengolaan yang baik.Soeryaatmadjan (1987) menyatakan, bahwa perlu pengembangan IPTEK untuk menyatakan kembali hasil buangan, agar sampah-sampah berasal dari perkotaan dapat di manfaatkan kembali, misalnya untuk rabuk (kompas), tenaga listrik dan sebagainya. Kotoran ternak selain untuk pupuk dapat di gunakan untuk biogas. Model pengembangan ogroforesti di Cina sejak tahun 1049, ternyata memberikan hasil yang mengembirakan termasuk Jerman dalam pengolaan hutan masa depan.
Secara umum kepadatan penduduk di kota lebih besar dari pada di desa. Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun nonfisik. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduk yang berkaitan dengan kualitas lingkungannya, terlebih lagi jika lingkungan tersebut tidak mampu lagi memberikan daya dukung yang baik bagi penghuninya. Pertambahan jumlah populasi manusia yang etrus meningkat akan berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk hidup yang menempatinya. Daya dukung lingkungan mempunyai batasan tertentu. Usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih mudah dilaksanakan di daerah yang tidak terlalu padat penduduknya. Tingkat kesejahteraan penduduk ditentukan oleh gizi dan kesehatan yang baik, pendidikan yang memadai dan permukiman yang layak. Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan terjadinya persaingan dan mengakibatkan kesejahteraan menurun dan kejahatan meningkat. Secara umum, Negara dengan kepadatan penduduk rendah lebih makmur dari pada Negara dengan kepadatan penduduk tinggi.

Interaksi antara Kependudukan dan Pembangunan Nasional

Lahirnya UU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ini, paling tidak memperlihatkan kepada kita bahwa dengan UU ini dapat memberikan kejelasan hukum dan arah tindak dalam proses perumusan perencanaan pembangunan nasional kedepan, karena sejak bangsa ini merdeka, baru kali ini UU tentang perencanaan pembangunan nasional ditetapkan lewat UU, padahal peran dan fungsi lembaga pembuat perencanaan pembangunan selama ini baik di pusat maupun di daerah sangat besar.
Pembangunan merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik, dimana usaha tersebut dilakukan secara terus-menerus. Pembangunan merupakan proses perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat dalam suatu masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik dalam arti meningkatkan taraf hidup rakyat maupun untuk menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan melaksanakan proses pembangunan secara seimbang, yaitu; dimana pembangunan manusia yang seutuhnya lahir maupun batin, secara seimbang adil dan makmur.
Karakteristik umum negara-negara sedang berkembang ada 6 kategori menurut Todaro (1995:115) menjelaskan bahwa :
1. Tingkat hidup yang rendah.
2. Tingkat produktivitas yang rendah.
3. Pertumbuhan penduduk dan tanggungan beban yang tinggi.
4. Tingkat pengangguran yang tinggi.
5. Ketergantungan yang tinggi terhadap produk pertanian dan produk-produk pokok  (primer) dan
6. Dominasi ketergantungan dan sifat mudah terpengaruh (Vulnerable) dalam hubungan Internasional.

Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi adalah masalah yang serius yang dapat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Secara makro pertumbuhan ekonomi diusahakan lebih tinggi atau lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, dan sebagai faktor pembagi dalam menentukan pendapatan perkapita tiap-tiap penduduk, maka dari itu peranan pemerintah diharapkan agar dapat mengendalikan jumlah penduduk dengan menekankan pada angka pertumbuhan penduduk.
Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut belakangan ini menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan/wilayah dan produk andalannya.
Suatu dilema klasik yang agaknya selalu menjadikan tantangan negara sedang berkembang adalah antara menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai orientasi pembangunan nasional di satu pihak, atau menjadikan pemerataan dan pengentasan kemiskinan sebagai acuan pembangunan nasional mereka dilain pihak.
Tujuan pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiel dan spirituil. Sebagaimana telah diketahui bahwa program pembangunan ekonomi di Indonesia sampai pada pembangunan lima tahun (Pelita) V hingga VII lebih menitik beratkan pada sektor industri, dimana dalam proses pembangunan industri tersebut harus dengan memperhatikan keterkaitan yang sesunggunya pada sumber daya alam (resources) yang ada dan serta sektor pertanian.
Secara seerhana pembangunan berwawan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata. Pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. Walaupun Indonesia memiliki wawasan trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, namun pada kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional.
Pembangunan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Berbagai studi dan literatur memperlihatkan bahwa kualitas sumberdaya manusia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam jangka pendek investasi dalm sumberdaya manusia memang nampak sebagai suatu upaya yang “sia-sia”. Naum dalam jangka panjang investasi tersebut justru mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini banyak pemerintah di negara-negara berkembang mengikuti aliran ‘bottom-up planning’ dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom-up mengisyaratkan kebebasan daerah atau wilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena itu otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada masing-masing daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang bersangkutan. Melalui otonomi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan, maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya semakin merata di seluruh Indonesia. Saat ini banyak pemerintah di negara-negara berkembang mengikuti aliran ‘bottom-up planning’ dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom-up mengisyaratkan kebebasan daerah atau wilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena itu otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada masing-masing daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang bersangkutan. Melalui otonomi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan, maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya semakin merata di seluruh Indonesia.
Beberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan pada pemabngunan daerah adalah (1) pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-masing daerah, dan (2) adanya keseimbangan pemabngunan antar daerah.
Beberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan pada pembangunan daerah adalah (1) pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-masing daerah, dan (2) adanya keseimbangan pemabngunan antar daerah.
Interaksi antara Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional

Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Dalam Upaya pelesterian lingkungan hidup, Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam proses pembangunan itu tentu akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Pembangunan tidak saja mendatangkan manfaat, tatapi juga membawa resiko kerusakan lingkungan, misalnya hutan diubah menjadi lahan sawah untuk memproduksi bahan makanan, dengan perubahan lahan hutan menjadi lahan sawah ini akan menggangu keseimbangan ekologi. Sungai kita bendung untuk mendapatkan manfaat listrik, bertambahnya saluran irigasi, dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah tergusurnya kampung dan sawah penduduk setempat, dan punahnya jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Kayu di hutan kita tebang, devisa dari ekspor kayu kita dapatkan, sebaliknya kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya erosi tanah, rusaknya tata air, dan terjadinya hutan alang-alang. Sarana transportasi kita tambah, hubungan satu tempat ke tempat lain menjadi mudah, tetapi resikonya pencemaran udara dan kebisingan, serta kecelakaan lalu lintas. Silahkan Anda boleh mencari contoh lain lagi dan laporkan pada guru bina Anda.

Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan adalah :
a. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. Di alam terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan kehidupan kita dibumi.
b. Tersedianya sumber daya cukup. Pembangunan adalah usaha untuk dapat menaikan manfaat yang kita dapatkan dari sumber daya. Kenaikan manfaat itu dapat kita capai dengan menggunakan lebih banyak sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya (tanpa menaikan jumlah sumber daya yang kita pakai), dan mencari sumber daya alternative (BBM, sumber daya genetis, sumber daya manusia).
c. Lingkungan sosial budaya yang sesuai. Lingkungan sosial budaya sangat penting bagi kesinambungan pembangunan, sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi social budaya tertentu. Beberapa hal perlu diperhatikan seperti: pemerataan pembangunan, persaingan dalam mendapat sumber daya yang dibutuhkan, pembangunan masyarakat terasing, serta penguasaan ilmu dan teknologi. Dalam melaksanakan berbagai proyek pembangunan agar tidak menimbulkan dampak besar yang merugikan lingkungan, maka dilakukan usaha-usaha antara lain:
1) Sebelum pelaksanaan pembangunan terlebih dahulu dilakukan suatu analisis yang biasa disebut Analisis Dampak Lingkungan (ADL), tahap ini merupakan sarana untuk memeriksa kelayakan rencana suatu proyek yang akan dilaksanakan, seperti yang diatur oleh UU No. 4 tahun 1982 pasal 16, yang berbunyi “setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.
2) Bagi kasus-kasus proyek yang telah jadi, digunakan metode Analisa Manfaat dan Resiko Lingkungan (AMRIL).

Pembangunan adalah sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Konsep pembangunan tersebut dapat dilihat sebagai konsep pertumbuhan (growth); rekonstruksi (reconstruction); modernisasi (modernization); westernisasi (westernization); pembangunan bangsa (nation building); pembangunan nasional (national development); pembangunan sebagai pengembangan negara; dan pembangunan sebagai upaya pemenuhan hidup, kebebasan memilih dan harga diri.

Di Indonesia teori pembangunan dijabarkan sebagai konsep pembangunan bertahap yaitu: pembangunan berimbang (balanced development); tahap pembangunan memenuhi kebutuhan pokok; tahap pembangunan dengan pemerataan; dan terakhir adalah tahap pembangunan dengan kualitas hidup, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan strategi yang diterapkan adalah Trilogi Pembangunan meliputi: pertumbuhan ekonomi; pemerataan kesejahteraan sosial; dan stabilitas politik. Jika kita lihat tahapan pembangunan pada teori pembangunan tersebut di atas, terlihat bahwa Indonesia pun mengikuti tahapan pembangunan tersebut. Konsekuensi pembangunan adalah melakukan perubahan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan perubahan baik pada lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya ini berdampak positif dan negatif.
                                                    
Neraca pembangunan yang terjadi saat ini dirasakan tidaklah menggembirakan. Di satu sisi ada kemajuan, di lain sisi ditemukan kerusakan lingkungan yang secara serius akhirnya mengganggu kehidupan manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Hal ini tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang, yang sedang giat-giatnya membangun, tetapi juga di alami oleh negara-negara maju. Oleh karena itu, muncullah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya meleburkan atau melarutkan lingkungan ke dalam pembangunan, yaitu dengan tetap berusaha atau membangun tidak melampaui kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupannya. Setelah permasalahan lingkungan dirasakan dapat mengganggu kehidupan manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Di dalam suatu masyarakat yang sedang membangun, perlu terjadi suatu perubahan sosial yang diberi nama modernisasi. Modernisasi dapat diartikan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah yang ada pada semua aktifitas, semua bidang kehidupan, atau semua aspek-aspek masyarakat. Untuk mendukung modernisasi perlu suatu tata nilai modern pada individu, yang mencakup kualitas pribadi dan tersebarnya pengetahuan ilmiah serta keterampilan teknis. Tata nilai modern pada individu harus melembaga pula pada suatu kelembagaan sosial yang modern. Mana yang menjadi unsur utama, para ahli masih belum ada kesepakatan.
Dari pengalaman pembangunan di Dunia Ketiga, diketahui bahwa modernisasi tanpa didukung oleh perubahan sosial tidaklah efektif. Oleh karena itu, perubahan sosial hendaknya memperhatikan nilai teologi etis atau teologi pembebasan dan bersifat suatu perubahan sosial yang baru atau pembaruan yang dibawa oleh tokoh-tokoh agen pembaruan.
































Rabu, 5 Mei 2010
Kebijaksanaan Pengelolaan PKLH
Kemerosotan kualitas lingkungan kehidupan di bumi berlangsung terus sampai hari ini. Eksploitasi sumber daya dilakukan secara semena-mena tanpa etika lingkungan. Menurut Worls Resources Institute, Indonesia kehilangan 72% hutan alam yang areal hutannya menurun rata-rata 3,4 juta hektar pertahun. Kawasan hutan di Indonesia menurun dratis dari 144 juta hektar (tahun 1950) menjadi hanya sekitar 92,4 juta hektar (1999). Tanah, air, udara tercemar baik oleh limbah industri maupun oleh limbah domestik yang berasal dari rumah hunian. Konon, sekitar 5 juta orang terserang muntaber dan sekitar 120 juta orang (60% penduduk) menderita cacingan akibat cemaran dari tinja. Kebijakan pelaksanaan pembangunan yang semula dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ternyata hanya dapat mensejahterakan sekelompok kecil masyarakat. Ironisnya, kegiatan pembangunan ini justru lebih banyak menurunkan kualitas hidup masyarakat akibat penurunan kualitas lingkungan. Atas pertimbangan inilah, badan internasional PBB dalam laporannya “our common future” mendeklarasikan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang berdimensi moral. Permasalahannya, bagaimana merubah keyakinan, sikap, dan perilaku tiap individu dari “tidak ramah lingkungan” menjadi “ramah lingkungan”.
Sebuah pandangan imajinatif  tentang isu kependudukan di tingkat global ini : yaitu bahwa bumi kita ini alamiah dan teratur, bahwa manusia yang tinggal di atasnya hanya diwarisi sebuah bumi yang “serba terbatas” dan oleh karenanya manusia perlu menyadari akan adanya “batas-batas pertumbuhan” sehingga mereka pun perlu menumbuhkan “lifeboat ethics”. Adanya kaitan erat antara pertumbuhan penduduk yang cepat dengan sejumlah permasalahan sosial dan lingkungan menjadi persoalan kependudukan penting untuk dibicarakan sebagai sebuah isu global.
Beberapa permasalahan kependudukan, yang bertalian dengan pertumbuhan penduduk yang cepat dan tanpa henti, adalah pencemaran lingkungan, perubahan iklim, pengrusakan hutan, urbanisasi, penurunan pendapatan, inflasi, pengangguran, perumahan , tingkat melek huruf, kelaparan, kekurangan air bersih, keterbatasan pelayanan kesehatan, energi dan sumber daya alam, dan konflik politik. Pertambahan jumlah penduduk tidak bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah masalah, kecuali jika dihubungkan dengan variable-variabel lain.
Dewasa ini pertumbuhan penduduk yang fantastis dipandang sebagai sebuah masalah, bukan karena percepatan pertambahan penduduk yang disadari semakin tinggi, tetapi lebih karena orang baru sadar, bahwa batas-batas pertumbuhan telah semakin mendekat atau bahkan telah terlewati oleh pertumbuhan penduduk dunia.
Disamping isu pertumbuhan penduduk yang cepat, terdapat pula beberapa isu kependudukan, yang mungkin disatu disisi bisa menjadi jalan keluar bagi daerah tertentu, tetapi menjadi masalah baru bagi daerah lain, diantaranya mengenai: masalah migrasi penduduk, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempa ketempat lain. Migrasi senangtiasa terjadi sepanjang masa sejak dahulu sampai sekarang. Beberapa hal yang memotivasi seseorang hendak melakukan migrasi diantaranya, karena kesulitan hidup didaerah asal misalnya penghasilan yang sangat kecil, keamanan yang tidak terjamin keselamatannya, Pengaruh- pengaruh dari luar yang menjadi tujuan yang dipandang lebih baik, transportasi yang baik mempermudah terjadinya imigrasi yang baik. Isu lain yaitu urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Proses urbanisasi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan banyak kota diseluruh Dunia.
Salah satu masalah yang terjadi di negara ketiga khususnya Indonesia yaitu masalah kualitas sumber daya manusia. Manusia merupakan sumber daya yang utama dalam pembangunan, baik kemampuan, maupun kemauan manusia itu. Dari segi teknologi kemampuan kita masihlah rendah.
Kemiskinan penduduk juga merupakan masalah sosial yang tak kunjung selesai dinegara Indonesia tercinta ini, kemiskinan terjadi disebabkan oleh produktivitas tenaga kerja yang rendah atau lapangan pekerjaan yang kurang, kesehatan yang buruk serta pendidikan rendah.
Lapangan kerja yang dikembangkan sekarang ini masih sangat terbatas sedangkan keperluan perluasan sudah amat mendesak. Tenaga kerja yang ada sebagian besar belum dapat di mobilisasikan bahkan sebagian dari tenaga kerja tersebu
Kurangnya pembangunan bidang kesehatan, melainkan karena  perpacuan jumlah penduduk dengan jumlah pembangunan di bidang kesehatan tersebut belum seimbang. Jumlah penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan masih jauh lebih besar persentasenya daripada jumlah sarana dibidang kesehatan tesebut.t belum memiliki suatu keterampilan yang tertentu.
Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang ditawarkan diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan perkawinan, bahkan menurut teori malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks (pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian).
Beberapa isu lingkungan hidup yang menjadi fokus saat ini diantaranya : Perubahan iklim global, perubahan suhu global, penurunan signifikan suhu global akan mengakibatkan masyarakat dunia khususnya yang berada dibelahan bumi utara, menghadapi zaman es baru.
Meningkatnya kadar dan konsentrasi karbondioksida di atmosfir akibat kenaikan suhu bumi. Peningkatan unsur karbondioksida ini akan menciptakan terjadinya efek rumah kaca, yang menyebabkan radiasi sinar matahari yang masuk dalam atmosfer terperangkap dan menimbulkan efek panas di sekitar permukaan bumi. Seakin banyak kandungan karbondioksida di atmosfir, semakin tinggi suhu bumi.
Terjadinya hujan asam yang diakibatkan adanya pencemaran air yang langsung berhubungan dengan iklim. Hujan ini antara lain berasal dari sumber-sumber air seperti dana dan sungai yang tercemar oleh sulfur-diaoksida (SO2). Kandungan sulfurdioksida berlebihan akan menaikan keasaman air hujan, dan seringkali korban yang terkena dampak hujan asam berada sangat jauh dari sumber pencemaran.
Untuk mengatasi permasalahan kependudukan dan lingkungan, perlu pengenalan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup baik terhadap masyarakat umum maupun terhadap peserta didik di jalur pendidikan formal. Dengan adanya pengenalan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup tersebut, diharapkan manusia bisa lebih bijak didalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang ada. Sekaligus dapat menanamkan pada setiap individu khususnya peserta didik dalam Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab terhadap berbagai aspek kehidupan manusia khususnya hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya
Pembinaan dan Perlindungan Alam
Hutan sebagai sumber kekayaan alam yang penting perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat dengan tetap menjaga kelangsungan fungsi dan kemampuannya dalam melestarikan lingkungan hidup.
Dalam hubungan ini tetap diperlukan peranan hutan sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Hal ini akan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat untuk membina kelestarian alam. Selanjutnya perlu lebih ditingkatkan produksi hutan terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan energi melalui peningkatan pengusahaan hutan produksi, penyempurnaan tata guna hutan tropis serta pemanfaatan hasil hutan. Usaha perlindungan, penertiban dan pengamanan hutan, penanaman kembali, konversi sebagian hutan alam menjadi hutan buatan, penyuluhan serta pengembangan sistem pemasaran perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. Hutan yang rusak mengakibatkan cepatnya kedangkalan sungai sehingga menimbulkan ancaman banjir di musim hujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Karena itu, dalam memanfaatkan hutan bagi pembangunan kita harus berusaha untuk memelihara kelestariannya.
Hutan-hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia, keberadaannya perlu dilestarikan. Oleh karena itu, sebagai usaha konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Perlindungan hutan dan pelestariannya diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap proses ekologi yang dapat menunjang dan memelihara sistem penyangga kehidupan umat manusia.Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberadaan dn menjamin pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah keanekaragaman sumber daya alam beserta ekosistemnya, dari kemungkinan terjadinya penurunan kuantitas maupun kualitasnya dan dalam pengendalian semua bentuk gangguan,ancaman, hambatan , dan tantangan terhadap kelestarian sumber daya hutan.
Upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetan sumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan lindung dan suaka alam, pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan. Sementara itu untuk mendukung industri pariwisata, pembangunan dan pengusahan hutan wisata lebih ditingkatkan melalui peran serta sektor swasta yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan kepada pengembangan taman wisata dan taman baru yang potensial. Hal ini selaras dengan kenaikan permintaan terhadap jasa rekreasi hutan wisata dan taman baru, terutama di daerah sekitar batasan kota.
Menyadari pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan umat manusia di dunia perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan kerusakan, pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi[penanaman kembali] dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis. Di dalam rangka meningkatkan daya dukung lahan yang lebih optimal, maka upaya untuk merehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan konservasi tanah lehi diperhatikan di masa mendatang. Hal tersebut dilaksanakan antara lain melaluji penghijauan dan reboisasi lahan kritis, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan dan peningkatan pengendalian banjir dan erosi dalam DAS prioritas.

Pembinaan tata ruang dan wilayah

Pembinaan tat ruang dan wilayah Indonesia diatur dalam Perundang-Undangan nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah





Pengelolaan Pencemaran

a)      Baku Mutu Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Baku mutu air pada sumber air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Dalam kasus-kasus pencemaran perairan, baik itu laut, sungai, danau maupun waduk, seringkali diberitakan bahwa nilai BOD dan COD perairan telah melebihi baku mutu. Atau sebaliknya, pada kasus pencemaran lainnya yang mendapat protes dari masyarakat sehubungan dengan adanya limbah industri, ditanggapi dengan dalih bahwa nilai BOD dan COD perairan masih memenuhi baku mutu.
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
Salah satu sumber daya yang cukup krusial untuk ditangani adalah pengelolaan sumber daya air. Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang acapkali terabaikan dan sering menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara baik. Hal ini tercermin dari seringnya terjadi kekeringan apabila musim kemarau dan terjadi banjir apabila musim penghujan. Tetapi “ bicara “ tentang air tidak lepas dari kualitas lingkungan, karena kelestarian lingkungan merupakan hal penting dalam pengelolaan sumber daya air. Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia apabila kegiatan yang dilakukan tidak memperhatikan aspek-aspek ekologis. Pencemaran air dapat merupakan masalah lokal, regional bahkan global apabila pencemaran tersebut mempengaruhi kualitas air secara keseluruhan.
Prinsip dasar pengendalian pencemaran air adalah melakukan reduksi kadar atau beban pencemaran sampai dengan tingkat baku mutu limbah cair (effluent standard) yang ditetapkan, atau diversifikasi kegiatan dengan menggunakan peralatan yang menghasilkan limbah cair sedikit, ataupun menggunakan sistem industri bersih, mengurangi perluasan atau peningkatan sistem produksi industri, revitalisasi infrastruktur pengendalian pencemaran air yang telah ada, pengetatan sistem perizinan pembuangan limbah,
Dalam rangka memenuhi baku mutu air (stream standard) dari sungai sebagai badan air penampung, perlu memperhatikan daya tampung beban pencemarannya pada ruas sungai tersebut dengan menyesuaikan titik pembuangan yang mempunyai kemampuan self purification yang tinggi atau relokasi titik buang sumber pencemarannya ataupun sumber pencemarnya terkait dengan sistem perijinan yang berlaku, Untuk menunjang pelaksanaan pengendalian pencemaran, perlu dilakukan penegakan hukum yang lebih tegas, peningkatan upaya konservasi kawasan, review penataan ruang kawasan ataupun peruntukan lokasi, dan sosialisasi program serta sistem pengawasannya,  Balai Lingkungan Keairan merasa perlu melakukan pemutahiran kembali Buku Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air dengan menambahkan berbagai perbaikan sistem untuk beberapa teknologi proses pengolahan air limbah.
                         
b)     Baku Mutu Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara
Pencemaran udara di lingkungan dapat dibedakan menjadi baku mutu udara ambient dan baku mutu udara emisi.
Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.
Didasarkan pada baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan dan ISPU.

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA (AMBIEN & DALAM RUANGAN)
–Pencegahan pencemaran udara
–Penanggulangan pencemaran udara
–Pemulihan mutu udara

     
PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA

• Penetapan baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan, baku mutu udaradalam ruangan dan ISPU.
• Kawasan dilarang merokok.
• Larangan pembakaran sampah.


PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
• Pentaatan baku mutu udara ambien, emisi dan tingkat gangguan oleh industri (sumber tidak bergerak).
  Pemeriksaan emisi& tingkat kebisingan kendaraan bermotor.
• Penggunaan bahan baker gas untukangkutan umum dan kendaraan operasional Pemda.
• Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan.

PEMULIHAN MUTU UDARA
•Pengembangan ruang terbuka hijau
•Hari bebas kendaraan bermotor

c)      Baku Mutu Laut dan Pengendalian Pencemaran Laut
Tak diragukan lagi, selain terkenal dengan mega biodiversity, tak diragukan lagi- Indonesia adalah negara kepulauan. Namun, kenyataannya saat ini produk kerang-kerangan kita sudah ‘diboikot” oleh negara-negara Uni Eropa karena kita tidak mempunyai program pemanfaatan pencemaran di lokasi kerang-kerangan tersebut diambil . 
Padahal, belum lama berselang, udang-udang kitapun ditolak karena diduga mengandung bahan antibiotika. Dan, sekarang menyusul kerang. Kondisi ini mencerminkan betapa tingginya kondisi pencemaran di wilayah pulau Jawa dan Indonesia bagian barat. 
Sebagai negara maritim, lautan Indonesia mengandung sumberdaya hayati laut dan pesisir yang kaya dan paling beragam diantara negara-negara tropika. Mangrove, terumbu karang, sumberdaya perikanan dan wisata bahari memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perekonomian negeri ini. Tapi, jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi disertai makin meningkatnya pencemaran dan kerusakan habitat fisik yang serius, amat mengancam keberlanjutan produktivitasnya. 
Salah satu hal yang paling mendasar adalah upaya menanggulangi dampak negatif tersebut adalah bagaimana memelihara mutu air laut yang menjamin berlangsungnya kehidupan biota didalamnya. Dan, hal ini tentu saja perlu ditentukan kriteria mutu air laut yang melindungi kehidupan biota akuatik, kesehatan manusia serta penggunaan air laut untuk industri, pariwisata dan perikanan. Karena bila mutu air laut baik, maka kerusakan habitat dan populasi biota laut yang tereksploitasi berlebihan akan pulih secara alami asal ancaman-ancaman dapat dihentikan. 
Laboratorium PUSARPEDAL di Serpong , seharusnya menjadi laboaratorium rujukan nasional yang membina jaringan dan secara periodik melakukan interkalibrasi dengan laboratorium-laboratorium yang menjadi simpul-simpul dalam jaringan nasional. Dengan kata lain pemerintah saja dengan satu lembaga tidak cukup, namun perlu dilibatkan pemerintah daerah yang mengelola secara professional. Dan, ini juga satu hal yang perlu dibahas, mengingat batas-batas perairan laut / sungai kadang melintasi berbagai dearah. Seperti : sungai Me Khong, Sungai Tigris atau Rhaine yang melintas antar negara hingga akhirnya dikelola secara bersama antar negara. Demikian juga kita yang melewati antar pulau atau daerah.
Fungsi AMDAL Dalam Pengelolahan Lingkungan

Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau environmental impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:
1.Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian
2.AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkuangannya.
AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek teknis dan ekonomis.Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama ,di mana masing-masing aspek dapat memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal terhadap proyek dapat diperoleh.Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian didalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.Bagian dari Amdal yang dapat diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air,energi,manusia,dan ancaman alam sekitar dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan tersebut ada yang berlaku secara internasional dan ada juga yang berlaku untuk suatu negara saja.
Berlaku secara internasional. Peraturan – peraturan yang bersifat internasional penting diperhatikan terutama oleh mereka yang melakukan studi AMDAL yang dampak proyeknya akan melampaui daerah yang digunakan secara internasional, seperti misalnya proyek yang limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat ditiup angin sampai jatuh ke negara lain, seperti misalnya hujan asam.Peraturan –peraturan yang berlaku secara internasional mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian – perjanjian bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut Declarationof the United Nations Conference on the Human Environment yang oleh semua negara anggota PBB tahun 1972.Berlaku di Dalam Negeri.Di indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat nasipnal, sektoral maupun regional / daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986.
Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh
SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.

Yang didimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 ( lima ) dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ), dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digaris bawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.
Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) mnerupakan dokumen yang memuat upaya - upaya mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan menbcakup empat kelompok aktivitas :
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan melalui pemilihan atas alternatif, tata letak (tata ruang mikro) lokasi, dan rancang bangun proyek.
b.Pengelolaan lingkungan yang bertujuan menanggulangi, meminimalisasi,atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul di saat usaha atau kegiatan beroperasi, maupun hingga saat usaha atau kegiatan berakhir misalnya rehabilitasi lokasi proyek.
c. Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemprakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.
d. Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumberdaya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologis)sebagai akibat usaha atau kegiatan.



Kebijaksanaan Kependudukan dan KB

Sistem Kesehatan Nasional Atau SKN
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.
Sistim Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan dari SKN sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Diharapkan SKN 2009 ini terkait dan mengacu pada arah dan tahapan pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: 1) Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan kemandirian, 3) Adil dan merata, serta 4) Pengutamaan dan manfaat.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi:
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan pembangunan kesehatan,
4) Kepemimpinan. Sistem Kesehatan Nasional juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender .
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Program KB
Pendekatan baru yang mengedepankan Keluarga Berencana (KB) sebagai hak warga negara menjadi sangat penting saat ini. Terlebih lagi penyelenggaraan program KB pada masa Orde Baru pernah meninggalkan trauma di sebagian masyarakat.
Program KB semakin penting karena berperan dalam peningkatan sumber daya manusia serta pemutusan lingkaran kemiskinan. Keluarga berencana memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menikmati kesehatan, pendidikan, dan ekonomi lebih baik.
Pengaturan kehamilan terbatas hanya sebagai upaya untuk membantu pasangan suami-istri untuk melahirkan pada usia ideal, memiliki jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran anak ideal dengan menggunakan alat, obat dan alat kontrasepsi juga dipandang diskriminatif. Hal itu karena status perempuan hamil yang tidak menikah kemudian ketersampingkan.
Revitalisasi program KB merupakan salah satu fokus dalam peengendalian kualitas penduduk. Revitalisasi itu, antara lain, adalah melalui pengembangan kebijakan pengendalian yang responsif jender, pembinaan kemandirian KB, promosi dan penggerakkan masyarakat serta berbagai upaya lainnya.

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KB NASIONAL TAHUN 2010
  1. Memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin, berpendidikan rendah, PUS MUPAR, daerah pedesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan dan daerah dengan unmet need tinggi
  2. Peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alkon MKJP
  3. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan KR bagi keluarga dan individu untuk meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak dalam mewujudkan keluarga sehat dengan jumlah anak ideal serta pencegahan berbagai penyakit seksual dan alat reproduksi
  4. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga dan pendewasaan usia perkawinan
  5. Peningkatan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi dan anak serta pembinaan kualitas hidup keluarga secara terpadu
  6. Pemberdayaan ketahanan keluarga akseptor KB untuk mewujudkan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya
  7. Mengoptimalkan upaya-upaya advokasi,promosi dan KIE Program KB Nasional
  8. Pembinaan kuantitas dan kualitas SDM di lini lapangan dan kualitas manajemen pengelolaan program KB nasional
  9. Peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi Program KB Nasional 

Program Transmigrasi
Pada 12 Desember 1950 merupakan hari pertama Pemerintah Republik Indonesia menyelenggarakan perpindahan penduduk. Pertama kali diberangkatkan 23 kepala keluarga (KK) atau 77 orang dari Jawa Tengah ke Tanjung Karang, Lampung. Untuk mengenang peristiwa ini, maka momentum 12 Desember dinobatkan sebagai Hari Bakti Transmigrasi (HBT) dan diperingati setiap tahunnya.
Program transmigrasi yang sudah berlangsung selama 59 tahun ini merupakan perjalanan panjang yang terbukti mampu meningkatkan kehidupan berbangsa dari suatu negara kepulauan yang memiliki masyarakat yang heterogen. Ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendukung pembangunan di daerah serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) HA Muhaimin Iskandar mengatakan, pada periode 2005-2009, Depnakertrans sudah melakukan pembinaan di 263 unit permukiman transmigrasi (UPT), melaksanakan pembangunan 44 kota terpadu mandiri (KTM), serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 151.757 orang. Untuk rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014, pembangunan transmigrasi diarahkan pada dua prioritas bidang pembangunan, yaitu pembangunan perdesaan serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah.Untuk pembangunan perdesaan, dilakukan melalui pembangunan permukiman transmigrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan wilayah.Ini sebagai upaya peningkatan kesempatan kerja dan usaha serta merupakan bentuk transformasi ekonomi dari sektor primer ke sekunder atau tersier, sekaligus dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Sementara itu, untuk pengembangan ekonomi lokal dan daerah dilakukan melalui pembangunan kawasan transmigrasi sebagai upaya mengintegrasikan dan mempercepat terbentuknya perkotaan baru. Ini juga sekaligus sebagai hasil integrasi inter dan antara kawasan yang mampu mentransformasikan ekonomi yang berdaya saing serta membangun keterkaitan desa dan kota. Transmigrasi terus berkontribusi untuk memberikan peluang meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya penganggur, sehingga bisa mengak-selerasi pengembangan suatu wilayah menjadi mandiri, secara ekonomi. Tentunya ini bisa diwujudkan bila ada sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan kalangan dunia usaha.
Kedepan,terdepat sejumlah tantangan dalam penyelenggaraan transmigrasi, seperti tidak hanya mengandalkan pembukaan lahan baru dan bisa memanfaatkan lahan/tanah yang ada serta menyediakan layanan pendidikan dan pelatihan yang tepat sasaran untuk calon transmigran. Selain itu tantangan juga terkait upaya membangun permukiman yang terhubung dengan wilayah lain, mengusung sinergitas dalam pengembangan kawasan transmigrasi, serta tetap menerapkan prinsip tata kelola penyelenggaraan transmigrasi yang baik.
Untuk itu, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, baik aparat maupun transmigran, sekaligus penguatan kelembagaannya serta pengintensifan koordinasi dengan pihak-pihak terkait harus dilakukan untuk memajukan transmigrasi. Tentunya semua dilakukan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmi-grasian.
Program Peningkatan Gizi
Departemen Kesehatan meluncurkan program Peningkatan Nutrisi Melalui Pemberdayaan Masyarakat (NICE). Program ini memberdayakan masyarakat agar mampu mengenaili, mencegah, serta mengatasi masalah gizi dan kesehatan. Sasarannya adalah balita, ibu hamil, dan ibu menyusui terutama dari keluarga miskin. Program ini direncanakan berlangsung selama 5 tahun sejak awal tahun ini hingga 2012.
Dana dibagikan kepada 1.800 desa yang membentuk Kelompok Gizi Masyarakat. Mereka diminta menyusun proposal berdasarkan masalah gizi setempat yang diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mendapatkan dana Rp 100-150 juta. Selain itu setiap Posyandu akan mendapatkan bantuan operasional berupa dana stimulan sebagai tambahan biaya yang telah disediakan Pemerintah Daerah.
NICE akan memfasilitasi 13.656 Posyansu yang tersebar di 4.053 desa. Kader akan dilatih agar memiliki kompetensi untuk melakukan penyuluhan tentang keluarga sadar gizi yang efektif. Posyandu akan mendapat bantuan peralatan termasuk buku pegangan kader, leaflet atau bahan-bahan untuk menyuluh di masyarakat. Setiap Posyandu juga akan dilengkapi dengan home economic set berupa alat masak dan contoh bahan pangan lokal. Program NICE diharapkan meningkatnya cakupan kunjungan ibu dengan balita ke posyandu, cakupan ASI Eksklusif 6 bulan, dan Ibu hamil yang mendapat tablet besi. Sedangkan dampak yang diharapkan yaitu menurunnya prevalensi gizi kurang, prevalensi balita kurus, dan prevalensi anemia pada ibu hamil dan balita.












Rabu, 26 Mei 2010
                                                                                   

                                                                                                                














Tidak ada komentar:

Posting Komentar