Pengantar PKLH
Kodisi Bumi sudah mendekati
kehancuran atau Total Colaps. Indikasi atau ciri-ciri dari Total Colaps yaitu :
a) Terjadinya Peningkatan temperature
Permukaan air laut di daerah Tropis
b) Peningkatan zat Polutan di udara atau
atmosfer
c)
Penipisan atau menipisnya lapisan ozon
Penyebab terjadinya Total Colaps :
a) Pertumbuhan penduduk yang besar, sementara
daya dukung lingkungan terbatas
b)
Teknologi yang tidak terkendali
c) Sikap manusia yang ingi mendominasi alam
bahkan menghabiskan
Sejarah Filosofis Manusia dan Lingkungan
1. Manusia
tunduk kepada Alam
2.
Manusia
menguasai alam, ini dari falsafah barat Descaneteis.
Falsafah ini menyatakan muncul pertumbuhan Eksponensial, yaitu proses
pertumbuhan jumlah penduduk yang besar yang diikuti dengan semakin meningkatnya
pula konsumsi energi dan sumber daya alam yang meningkat.
Ø Langkah-langkah yang diambil dalam
mengatasi pertumbuhan Eksponensial, yaitu :
a) Setiap individu harus memandang dirinya
bagian dari dunia
b) Harus ada etika atau aturan dalam
penggunaan sumber Daya Alam
c) Harus ada penekanan terhadap sikap
hubungan yang harmonis antara manusia dan alam
d) Setiap tindakan manusia harus memikirkan
kepentingan generasi yang akan datang
e) Setiap orang harus menghayati apa makna
hidup di dunia.
3.
Manusia
hidup dalam keselarasan dengan alam
Rabu,17 februari 2010
Pengertian Kependudukan dan Pendidikan
Kenapa Kependudukan dan Lingkungan hidup digabungkan, sebab sasaranya sama,
yaitu :
-
Kependudukan
sasaranya : Perubahan sikap dan tingkah laku manusia dalam maslah reprodulsi
dan distribusi penduduk.
-
Pendidikan
Lingkungan hidup sasaranya : Perubahan sikap dan tingkah laku manusia dalam
masalah pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan Pendidikan pendudukan ini adalah untuk memungkinkan Pelajar dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk
memahami dan menilai situasi kependudukan yang ada, yang berpengaruh terhadap
kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa dan dunia.
Dari lokakrya UNESCO Bangkok tentang kependudukan dan lingkungan pada tahun
1970 disepakati batasan pendidikan kependudukan sebagai ‘suatu program
kependidikan yang menyediakan kajian tentang situasi kependudukan dalam
keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia, dengan maksud untuk mengembangkan sikap
dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap situasi kependudukan
yang dihadapi.
Sedangkan Otto Soemarwoto (1997) mendefinisikan lingkungan hidup sebagai
ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan benda
tak hidup. Sementara itu, menurut Nothern Illionis University, pendidikan lingkungan
hidup adalah proses mereorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk
membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai
antarhubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Dari batasan ini
tersirat makna bahwa sasaran PKLH berdimensi tidak hanya pemahaman (kognitif)
manfaat perlunya keseimbangan/keselarasan hubungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan benda tak hidup yang ada di bumi, tetapi juga menyentuh dan malah
lebih penting yaitu dengan peningkatan sikap dan nilai positif terhadap
permasalahan kependudukan dan lingkungan, sehingga mendorong peserta didik
melakukan beberapa aksi dalam bentuk perbuatan langsung.
Rabu, 3 maret 2010
Sensus Penduduk
Berdasarkan peraturan pemerintah
(No.6/1960; No.7/1960) Sensus penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun. Dalam
pelaksanaannya, sensus penduduk menggunakan dua tahap, yaitu pencacahan lengkap
dan pencacahan sampel.informasi yang lebih lengkap dikumpulkan dalam pencacahan
sampel.
Pendekatan de jure dan de facto diterapkan untuk mencakup semua orang dalam area pencacahan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de jure, dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat tinggal mereka secara formal; sedangkan mereka yang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de facto dan dicatat dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar dan keluarganya tidak tercakup dalam sensus.
Pendekatan de jure dan de facto diterapkan untuk mencakup semua orang dalam area pencacahan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de jure, dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat tinggal mereka secara formal; sedangkan mereka yang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de facto dan dicatat dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar dan keluarganya tidak tercakup dalam sensus.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
Populasi kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika
populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan
jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi.
Faktor-faktor yang menentukan populasi adalah kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi
biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas
merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Spesies Populasi-populasi yang masih mungkin
mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.Variasi atau
perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan
dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi
interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem.
Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen
(herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air
tawar dan ekosistem air Laut. Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun :Beberapa Bioma
gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan
padang rumput. contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang
serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara
lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput: Bioma ini terdapat di daerah
yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah :Bioma Hutan Basah terdapat di daerah
tropika dan subtropik. Dalam hutan basah tropika
sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan
burung hantu.
4. Bioma hutan gugur :Bioma hutan gugur terdapat
di daerah beriklim sedang. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma taiga:Bioma taiga terdapat di
belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
6. Bioma tundra :Bioma tundra terdapat di
belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Hewan yang
menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub,
beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
Ekosistem Air Tawar Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air
mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk
ekosistem air mengalir adalah sungai. Ekosistem air laut ekosistem air laut dibedakan atas
lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.Ekosist Buatan, Ekosistem Buatan
yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya, kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam.
Pada umumnya, ekosistem buatan mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang
diinginkan pembuatnya. Pada ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu
padi dan kacang. Komponen-komponen biotik dari ekosistem perairan antara lain :
Ikan, Plankton (Zooplankton dan Fitoplakton) dan Mikrorganisme, Serasah,
Tanaman, Lumut dan Lichens
Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala
yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:
Bioma
gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
- Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
- Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
- Kelembaban udara sangat rendah
- Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
- Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan
biotik:
-
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
-
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Bioma
padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
- Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
- Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan
daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
-
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika,
domba dan kanguru di Australia.
Karnivora:
singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Bioma
sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua,
yaitu sabana murni dan sabana campuran.
-Sabana
murni bila pohon-pohon
yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
atas satu jenis tumbuhan saja.
-Sabana
campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma
hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco,
Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan
lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
- Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun.
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
- Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
-
Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.
Tumbuhan
khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
-
Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
Di
daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri
tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk
tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan
keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya
saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan
musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan
jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan,
harimau.
Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung
atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air.
Disebut hutan lumut karena vegetasi
yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean
tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu.
Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang
banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu
hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun
terus-menerus.
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan
Chili.
Ciri-ciri:
Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
Mempunyai 4 musim: musim panas,
musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
musim semi.
Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
tropis.
Musim
panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi
ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih
dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen
yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan
sebangsa luwak/musang.
Pada
saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada
saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis.
Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang
musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
Bioma
ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub,
seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri
bioma hutan taiga:
- Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
- Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
- Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
- Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma
ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim
kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh
lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit
tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
- Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
- Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
- Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
Hutan
bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah
tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora
sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan
pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
- Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
- Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
- Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.
Dengan
kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air
meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama
kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan
bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga
dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk
menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas
yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak
dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama
pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang
artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum
tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat
mencapai 1 meter panjangnya.
Jika
biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar
yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga
tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan
surut.
Hutan
bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan
selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang
agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan
muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam
lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya,
biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.
Perkembangan ekosistem menuju
kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Di alam ini
terdapat dua macam suksesi, yaitu :
-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurusSuksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang.
-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurusSuksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang.
Sumber daya alam ialah semua kekayaan
bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara,
air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Sumber Daya Manusia Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya
karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh
tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga
berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya
sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan
sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu Manusia sebagai sumber daya fisik, Manusia
sebagai sumber daya mental.
Sumber Daya Buatan (SDB) adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan dayagunanya untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. Pemanfaatan sumber daya buatan akan mengurangi eksploitasi sumber
daya alam sehingga tetap dapat menjaga keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Perlindungan dan Pengawetan Alam di Indonesia lahir pada
tahun 1912 di Bogor, tokohnya Dr. SH. Kooders. Menurut Undang-undang
Perlindungan Alam, pencagaralaman di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu: Cagar alam, Suaka
margasatwa.
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik
sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara
wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh
segenap anggota masyarakat.
Unsur
hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di
kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika
berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman
atau sesama manusia.
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada
pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar
kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan
jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada
staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang
miskin. Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab
sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan
lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau
umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan
manusia yang satu dengan yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu
lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau
diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Arti
Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status
sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan
dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti
Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas
sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi
dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan
karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat
mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Pranata sosial adalah:sistem
norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
- kedatangan orang asing yang berbeda kebudayaan dapat mendorong terjadinya perubahan.
Gerak sosial (Mobilitas sosial)
adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran
anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen
beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang
berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya.
namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap
orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social mobility)
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala
berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan
sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang
selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan.
Stratifikasi sosial (social
stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Manusia adalah makhluk hidup
yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk
sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama
seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam
menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian
dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya. Kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah
keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada
masyarakat tanpa kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola
tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara eksplisit maupun implisit,
yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampu membentuk
sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam
benda-benda materi. Kebudayaan mencakup ruang lingkup yang
luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem budaya
(norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem
sosial).
Jum’at, 9 april
2010
Interaksi antara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Indonesia
sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC, India, USSR dan USA,
sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat adanya masalah
kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya yang pesat dan
penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang. Tahun 2001 jumlah
penduduk Indonesia
sekitar 206,1 jiwa. Dengan pertumbuhan populasi 2,3%
pertahun, dapat diprediksi bahwa tahun 2020 penduduk Indonesia akan berlipat ganda. Di
samping itu, Indonesia
sebagai Negara yang berkembang juga menghadapi masalah urbanisasi penduduk ke
kota-kota yang umumnya tidak memiliki lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan
SDA semakin diperluas yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan
hidup.
Beberapa
istilah kependudukan :
·
Demografi adalah ilmu yang mempelajari segagla sesuatu tentang aspek
kependudukan.
·
Penduduk adalah seseorang/sekelompok orang yang tinggal dan
menepati suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu.
·
Penduduk dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan (fluktuasi
pertumbuhan). Fluktuasi ini dikenal sebagai
DinamikaPenduduk
·
Dinamika
Penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu negara
dari waktu ke waktu.
Kepadatan penduduk disebabkan oleh 3 faktor, yaitu:
1) Natalitas atau kelahiran
adalah bilangan yang menunjukan jumlah kelahiran hidup setiap 1000 penduduk per
tahun.
Kriteria angka kematian:
a.Angka kematian tinggi,
bila lebih dari 18 orang per 1000 kelahiran
b.Angka kematian sedang, bila berkisar 14 - 18
Angka kemtian rendah, bila kurang dari 14
Tinggi-rendahnya
kelahiran, tergantung:
1.Struktur Umur
2.Banyaknya perkawinan
3.Penggunaan alat kontrasepsi
4.Pengguguran
5.Tingkat Pendidikan
6.
Status pekerjaan wanita (strata ekonomi)
2) Mortalitas atau angka kematian adalah bilangan yang menunjukan jumlah angka kematian
dari tiap 1000 penduduk pertahun
Kriteria angka kematian:
a.Angka kematian tinggi, bila lebih dari 18 orang per 1000
kelahiran
b.Angka
kematian sedang, bila berkisar 14 - 18
Angka kemtian rendah, bila kurang dari 14
Tinggi-rendahnya
kematian, tergantung:
1.Struktur Umur
2.Jenis
kelamin
3.Jenis pekerjaan
4.Status
sosial ekonomi
5.Keadaan lingkung
3)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah
atau negara ke daerah atau negara lain.
Perpindahan
ada dua, yaitu:
1. Perpindahan keluar (out migration/emigrasi)
2.
Perpindahan kedalam (in migration/imigras
Sebab-sebab
terjadinya urbanisasi:
a.Ketersediaan lapangan pekerjaan
b.Tingginya upah/penghasilan
c. Daya tarik
kota
Jenis migrasi:
A. Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau)
untuk menetap ke daerah lain di dalam
wilayah Republik Indonesia).
B. Urbanisasi
(perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
C. Emigrasi (perpindahan penduduk
dari dalam negeri kemudian menetap di
luar negeri).
D. Imigrasi
(kebalikan dari emigrasi)
E. Reemigrasi (Kembali ke tempat
asal)
a. Penyebab ledakan jumlah penduduk :
1) angka kelahiran tinggi
2) angka kematian rendah
3) ekonomi yang teratur dan meningkat
4) membaiknya kesehatan masyarakat
5) tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah
b. Dampak dari ledakan penduduk :
1) Sosial Ekonomi : Urbanisasi penduduk tidak merata, kemiskinan dan kriminalitas meningkat.
2) Bidang Pendidikan: Tingkat
pendidikan menurun dan biaya pendidikan meningkat
3) Bidang Kesehatan : Akibat
kualitas lingkungan menurun, penyakit merajalela, sehingga kualitas kesehatan masyarakat
menurun.
4) Lingkungan Hidup : Kerusakan hutan akibat ladang berpindah, kekurangan air, kekurangan oksigen,
keterbatasan lahan, penebangan pohon secara liar, berkurangnya lahan pertanian
karena digunakan untuk perumahan
dan industry, banyak limbah industri, rumah tangga, dan
asap kendaraan bermotor yang menyebabkan
polusi air, tanah, dan udara.
C.
Usaha untuk Mengatasi Ledakan Penduduk
1.Pendidikan (program pendidikan 9 tahun,
menghapuskan buta huruf dll)
2.Menurunkan laju
pertumbuhan penduduk dengan menyelenggarakan progam KB dan menunda usia perkawinan
3.Mengimbangi laju pertambahan penduduk dengan meningkatkan produksi pangan, melalui program:
- intensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan cara bercocok tanam, hal ini dilakukan dilahan sempit/terbatas)
- ektensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perluasan lahan)
- diversifikasi (penganekaragaman jenis makanan)
- mencari sumber makanan baru.
- intensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan cara bercocok tanam, hal ini dilakukan dilahan sempit/terbatas)
- ektensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perluasan lahan)
- diversifikasi (penganekaragaman jenis makanan)
- mencari sumber makanan baru.
Lingkungan hidup berasal dari kata “lingkungan dan
hidup” dalam kamus besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun kamus
pusat pembinaan dan pengembangan bahasa terbitan Balai Pustaka, 1984,
lingkungan diartikan sebagai daerah (kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan
alam diartikan sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang mempengaruhi
perkembangan dan tingkah laku organisme. Otto Soemarwoto, seorang pakar
lingkungan terkemuka mendefinisikan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda
dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
(Soemarwoto, 1977:30).
Unsur-Unsur Lingkungan Hidup NTH.Siahaan,
merumuskan sebagai berikut :
1) Semua benda berupa : manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, organisme, tanah, air, udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan
ain-lain yang keseluruhannya disebut materi sedangkan satuan-satuannya disebut
komponen.
2)
Daya yang disebut energi
3) Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi
4)
Prilaku / tabiat
5) Ruang, yaitu wadah berbagai komponen
berada
6) Proses interaksi, disebut juga saling
mempengaruhi atau biasa pula disebut jaringan kehidupan (Siahaan, 1987:3).
L.L.
Bernard dalam bukunya Introduction to Social Phychology, membagi lingkungan
atas 4 macam yaitu :
1) Lingkungan fisik atau organik, yaitu
lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisio-grafis seperti tanah, udara,
laut, radiasi, gaya tarik, ombak.
2) Lingkungan biologi atau organik yaitu
segala sesuatu yang bersifat biotis berupa mikro organisme, parasit, hewan,
tumbuh-tumbuhan, termasuk juga lingkungan pranata dan proses-proses biologi
seperti reproduksi, pertumbuhan.
3) Lingkungan sosial, yang terdiri dari
fisio-sosial yang meliputi: kebudayaan materiil, seperti peralatan, senjata
mesin, gedung-gedung dan lain-lain; lingkungan bio-sosila manusia dan bukan manusia
yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan
domestic dam semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber
organik. Lingkungan psiko-sosial yaitu yang berhubung dengan tabiat batin
manusia seperti sikap, pandangan, keinginan. Hal ini terlihat melalui
kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain.
4) Lingkungan komposit yaitu lingkungan yang
diatur secara instansional, berupa lembaga-lembaga masyarakat baik yang
terdapat didaerah perkotaan, maupun di daerah pedesaan.
Pada hakekatnya, untuk membina
kesejahteraan hidup manusia memerlukan 4 macam kebutuhan hidup yaitu: pangan,
sandang, papan dan pendidikan. Untuk mencapai semua itu manusia memanfaatkan
ataupun mengeksploitasi alam sekitar, dalam hal inilah, sebagian besar penduduk
bumi masih mempunyai kecenderungan berprilaku yang membawa akibat penurunan
kualitas atau kerusakan alam sekitar. Karena tanpa menyadari manusialah yang
membutuhkan lingkungan bukan lingkungan yang membutuhkan manusia, tanpa
lingkungan manusia tidak akan bisa mempertahankan dan melestarikan /
melangsukan kehidupannya (Otto Soemarwoto,1985).
Sikap dan perilaku kelompok masyarakat
modern (barat) berfalsafah hidup bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi harus di
kembangkan secara maksimal dan berupaya menghasilkan penemuan-penemuan batu
untuk mengubah dan menguasai kebutuhan manusia. Dalam falsafah ini jalan
peradaban manusia dapat dilihat sebagai gerakan suatu evolusi dan waktu manusia
harus tunduk pada dan atur oleh alam sampai ketitik terjadi kebalikannya dan
manusia mengatur alam lingkungannya.
Manusia denga lingkungannya merupakan satu
kesatuan “suatu sistem”, manusia dengan lingkunganya saling berintraksi,
manusia dengan sistem sosialnya (social system) pada satu sisi dapat
mempengaruh oleh ekosistem (ecosystem) dan pada sisi lain lingkungan dan
ekosistemnya juga dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh sistem sosial dari
manusia tersebut (A.Terry Rambo,1983)
Sogiran (1983), menjelaskan bahwa manusia
berinteraksi dengan lingkungannya, manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan
juga di pengaruhi oleh lingkungannya. Dalam usaha menjaga kelangsungan
hidupnya, manusia berusaha menyatakan sumber-sumber alam yang ada dengan
pengolaan yang baik.Soeryaatmadjan (1987) menyatakan, bahwa perlu pengembangan
IPTEK untuk menyatakan kembali hasil buangan, agar sampah-sampah berasal dari
perkotaan dapat di manfaatkan kembali, misalnya untuk rabuk (kompas), tenaga
listrik dan sebagainya. Kotoran ternak selain untuk pupuk dapat di gunakan
untuk biogas. Model pengembangan ogroforesti di Cina sejak tahun 1049, ternyata
memberikan hasil yang mengembirakan termasuk Jerman dalam pengolaan hutan masa
depan.
Secara umum kepadatan penduduk di kota
lebih besar dari pada di desa. Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak
merata dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan, baik pembangunan
fisik maupun nonfisik. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup
penduduk yang berkaitan dengan kualitas lingkungannya, terlebih lagi jika
lingkungan tersebut tidak mampu lagi memberikan daya dukung yang baik bagi
penghuninya. Pertambahan jumlah populasi manusia yang etrus meningkat akan
berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah
kemampuan suatu lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk hidup yang
menempatinya. Daya dukung lingkungan mempunyai batasan tertentu. Usaha
peningkatan kualitas penduduk akan lebih mudah dilaksanakan di daerah yang
tidak terlalu padat penduduknya. Tingkat kesejahteraan penduduk ditentukan oleh
gizi dan kesehatan yang baik, pendidikan yang memadai dan permukiman yang
layak. Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan terjadinya persaingan dan
mengakibatkan kesejahteraan menurun dan kejahatan meningkat. Secara umum,
Negara dengan kepadatan penduduk rendah lebih makmur dari pada Negara dengan
kepadatan penduduk tinggi.
Interaksi antara
Kependudukan dan Pembangunan Nasional
Lahirnya UU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional ini, paling tidak memperlihatkan kepada kita bahwa dengan UU ini dapat
memberikan kejelasan hukum dan arah tindak dalam proses perumusan perencanaan
pembangunan nasional kedepan, karena sejak bangsa ini merdeka, baru kali ini UU
tentang perencanaan pembangunan nasional ditetapkan lewat UU, padahal peran dan
fungsi lembaga pembuat perencanaan pembangunan selama ini baik di pusat maupun
di daerah sangat besar.
Pembangunan merupakan suatu usaha untuk
melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik, dimana usaha
tersebut dilakukan secara terus-menerus. Pembangunan merupakan proses
perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat dalam suatu
masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik dalam arti meningkatkan
taraf hidup rakyat maupun untuk menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan melaksanakan
proses pembangunan secara seimbang, yaitu; dimana pembangunan manusia yang
seutuhnya lahir maupun batin, secara seimbang adil dan makmur.
Karakteristik
umum negara-negara sedang berkembang ada 6 kategori menurut Todaro (1995:115)
menjelaskan bahwa :
1. Tingkat hidup yang rendah.2. Tingkat produktivitas yang rendah.
3. Pertumbuhan penduduk dan tanggungan beban yang tinggi.
4. Tingkat pengangguran yang tinggi.
5. Ketergantungan yang tinggi terhadap produk pertanian dan produk-produk pokok (primer) dan
6. Dominasi ketergantungan dan sifat mudah terpengaruh (Vulnerable) dalam hubungan Internasional.
Jumlah
penduduk Indonesia yang tinggi adalah masalah yang serius yang dapat menjadi
penghambat dalam pembangunan ekonomi. Secara makro pertumbuhan ekonomi
diusahakan lebih tinggi atau lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, dan sebagai
faktor pembagi dalam menentukan pendapatan perkapita tiap-tiap penduduk, maka
dari itu peranan pemerintah diharapkan agar dapat mengendalikan jumlah penduduk
dengan menekankan pada angka pertumbuhan penduduk.
Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi
menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah
kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut belakangan ini menuntut tiap
daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan
globalisasi berimplikasi kepada propinsi dan kabupaten/kota, untuk melaksanakan
percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan/wilayah
dan produk andalannya.
Suatu dilema klasik yang agaknya selalu menjadikan
tantangan negara sedang berkembang adalah antara menjadikan pertumbuhan ekonomi
sebagai orientasi pembangunan nasional di satu pihak, atau menjadikan
pemerataan dan pengentasan kemiskinan sebagai acuan pembangunan nasional mereka
dilain pihak.
Tujuan pembangunan nasional pada dasarnya adalah
pembangunan seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
materiel dan spirituil. Sebagaimana telah diketahui bahwa program pembangunan
ekonomi di Indonesia sampai pada pembangunan lima tahun (Pelita) V hingga VII
lebih menitik beratkan pada sektor industri, dimana dalam proses pembangunan
industri tersebut harus dengan memperhatikan keterkaitan yang sesunggunya pada
sumber daya alam (resources) yang ada dan serta sektor pertanian.
Secara seerhana pembangunan
berwawan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama,
pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan
potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral
dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam
pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua
dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia.
Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata. Pertumbuhan
ekonomi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. Walaupun
Indonesia memiliki wawasan trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan, pemerataan,
dan stabilitas, namun pada kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi
strategi pembangunan nasional.
Pembangunan kependudukan
adalah pembangunan sumberdaya manusia. Berbagai studi dan literatur memperlihatkan bahwa kualitas sumberdaya
manusia memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Dalam jangka pendek investasi dalm sumberdaya manusia memang nampak
sebagai suatu upaya yang “sia-sia”. Naum dalam jangka panjang investasi
tersebut justru mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini banyak pemerintah di
negara-negara berkembang mengikuti aliran ‘bottom-up planning’ dengan
maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan, dalam arti memanfaatkan
ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom-up mengisyaratkan
kebebasan daerah atau wilayah untuk merencanakan pembangunan sendiri sesuai
dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena itu otonomi yang
seluas-luasnya perlu diberikan kepada masing-masing daerah agar mampu mengatur
dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan sendiri guna peningkatan
kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang bersangkutan. Melalui
otonomi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan, maka laju
pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi, sehingga pelaksanaan
pembangunan nasional serta hasil-hasilnya semakin merata di seluruh Indonesia. Saat ini banyak pemerintah di negara-negara berkembang
mengikuti aliran ‘bottom-up planning’ dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan pemabngunan,
dalam arti memanfaatkan ruang dan sumberdaya secara lebih efisien. Pendekatan bottom-up
mengisyaratkan kebebasan daerah atau wilayah untuk merencanakan pembangunan
sendiri sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-masing. Oleh karena
itu otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada masing-masing daerah
agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijaksanaan yang dirumuskan
sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang
bersangkutan. Melalui otonomi daerah, yang berarti adalah desentralisasi
pembangunan, maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan
serasi, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya semakin
merata di seluruh Indonesia.
Beberapa kata kunci yang perlu diberikan
penekanan pada pemabngunan daerah adalah (1) pembangunan daerah disesuaikan
dengan prioritas dan potensi masing-masing daerah, dan (2) adanya keseimbangan
pemabngunan antar daerah.
Beberapa kata kunci yang perlu diberikan penekanan
pada pembangunan daerah adalah (1) pembangunan daerah disesuaikan dengan
prioritas dan potensi masing-masing daerah, dan (2) adanya keseimbangan
pemabngunan antar daerah.
Interaksi antara Lingkungan
Hidup dan Pembangunan Nasional
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Komponen-komponen
yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu
ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat
mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Dalam Upaya pelesterian lingkungan hidup, Pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam proses pembangunan itu tentu akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Pembangunan tidak saja
mendatangkan manfaat, tatapi juga membawa resiko kerusakan lingkungan, misalnya
hutan diubah menjadi lahan sawah untuk memproduksi bahan makanan, dengan
perubahan lahan hutan menjadi lahan sawah ini akan menggangu keseimbangan
ekologi. Sungai kita bendung untuk mendapatkan manfaat listrik, bertambahnya
saluran irigasi, dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah tergusurnya kampung
dan sawah penduduk setempat, dan punahnya jenis hewan dan tumbuhan tertentu.
Kayu di hutan kita tebang, devisa dari ekspor kayu kita dapatkan, sebaliknya
kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya erosi tanah,
rusaknya tata air, dan terjadinya hutan alang-alang. Sarana transportasi kita
tambah, hubungan satu tempat ke tempat lain menjadi mudah, tetapi resikonya
pencemaran udara dan kebisingan, serta kecelakaan lalu lintas. Silahkan Anda
boleh mencari contoh lain lagi dan laporkan pada guru bina Anda.
Faktor
lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan
adalah :
a.
Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. Di alam terdapat proses ekologi
yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan
membahayakan kehidupan kita dibumi.
b.
Tersedianya sumber daya cukup. Pembangunan adalah usaha untuk dapat menaikan
manfaat yang kita dapatkan dari sumber daya. Kenaikan manfaat itu dapat kita
capai dengan menggunakan lebih banyak sumber daya, menaikkan efisiensi
penggunaan sumber daya (tanpa menaikan jumlah sumber daya yang kita pakai), dan
mencari sumber daya alternative (BBM, sumber daya genetis, sumber daya
manusia).
c.
Lingkungan sosial budaya yang sesuai. Lingkungan sosial budaya sangat penting
bagi kesinambungan pembangunan, sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk
manusia yang hidup di dalam kondisi social budaya tertentu. Beberapa hal perlu
diperhatikan seperti: pemerataan pembangunan, persaingan dalam mendapat sumber
daya yang dibutuhkan, pembangunan masyarakat terasing, serta penguasaan ilmu
dan teknologi. Dalam melaksanakan berbagai proyek pembangunan agar tidak
menimbulkan dampak besar yang merugikan lingkungan, maka dilakukan usaha-usaha
antara lain:
1)
Sebelum pelaksanaan pembangunan terlebih dahulu dilakukan suatu analisis yang
biasa disebut Analisis Dampak Lingkungan (ADL), tahap ini merupakan sarana
untuk memeriksa kelayakan rencana suatu proyek yang akan dilaksanakan, seperti
yang diatur oleh UU No. 4 tahun 1982 pasal 16, yang berbunyi “setiap rencana
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya
diatur dengan peraturan pemerintah.
2)
Bagi kasus-kasus proyek yang telah jadi, digunakan metode Analisa Manfaat dan
Resiko Lingkungan (AMRIL).
Pembangunan
adalah sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Konsep pembangunan tersebut dapat dilihat sebagai konsep pertumbuhan (growth); rekonstruksi (reconstruction); modernisasi (modernization); westernisasi (westernization); pembangunan bangsa (nation building); pembangunan nasional (national development); pembangunan sebagai pengembangan negara; dan pembangunan sebagai upaya pemenuhan hidup, kebebasan memilih dan harga diri.
Konsep pembangunan tersebut dapat dilihat sebagai konsep pertumbuhan (growth); rekonstruksi (reconstruction); modernisasi (modernization); westernisasi (westernization); pembangunan bangsa (nation building); pembangunan nasional (national development); pembangunan sebagai pengembangan negara; dan pembangunan sebagai upaya pemenuhan hidup, kebebasan memilih dan harga diri.
Di Indonesia teori pembangunan dijabarkan
sebagai konsep pembangunan bertahap yaitu: pembangunan berimbang (balanced
development); tahap pembangunan memenuhi kebutuhan pokok; tahap pembangunan
dengan pemerataan; dan terakhir adalah tahap pembangunan dengan kualitas hidup,
yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia. Dengan strategi yang diterapkan adalah Trilogi
Pembangunan meliputi: pertumbuhan ekonomi; pemerataan kesejahteraan sosial; dan
stabilitas politik. Jika kita lihat tahapan pembangunan pada teori pembangunan
tersebut di atas, terlihat bahwa Indonesia pun mengikuti tahapan pembangunan
tersebut. Konsekuensi pembangunan adalah melakukan perubahan sebagai upaya
meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan perubahan baik pada lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial budaya ini berdampak positif dan negatif.
Neraca pembangunan yang terjadi saat ini
dirasakan tidaklah menggembirakan. Di satu sisi ada kemajuan, di lain sisi
ditemukan kerusakan lingkungan yang secara serius akhirnya mengganggu kehidupan
manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Hal ini tidak hanya terjadi
di negara-negara berkembang, yang sedang giat-giatnya membangun, tetapi juga di
alami oleh negara-negara maju. Oleh karena itu, muncullah konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) sebagai upaya meleburkan atau
melarutkan lingkungan ke dalam pembangunan, yaitu dengan tetap berusaha atau
membangun tidak melampaui kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupannya.
Setelah permasalahan lingkungan dirasakan dapat mengganggu kehidupan manusia
dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Di dalam suatu masyarakat yang sedang
membangun, perlu terjadi suatu perubahan sosial yang diberi nama modernisasi.
Modernisasi dapat diartikan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah yang ada pada
semua aktifitas, semua bidang kehidupan, atau semua aspek-aspek masyarakat.
Untuk mendukung modernisasi perlu suatu tata nilai modern pada individu, yang
mencakup kualitas pribadi dan tersebarnya pengetahuan ilmiah serta keterampilan
teknis. Tata nilai modern pada individu harus melembaga pula pada suatu
kelembagaan sosial yang modern. Mana yang menjadi unsur utama, para ahli masih
belum ada kesepakatan.
Dari pengalaman pembangunan di Dunia Ketiga, diketahui bahwa modernisasi tanpa didukung oleh perubahan sosial tidaklah efektif. Oleh karena itu, perubahan sosial hendaknya memperhatikan nilai teologi etis atau teologi pembebasan dan bersifat suatu perubahan sosial yang baru atau pembaruan yang dibawa oleh tokoh-tokoh agen pembaruan.
Dari pengalaman pembangunan di Dunia Ketiga, diketahui bahwa modernisasi tanpa didukung oleh perubahan sosial tidaklah efektif. Oleh karena itu, perubahan sosial hendaknya memperhatikan nilai teologi etis atau teologi pembebasan dan bersifat suatu perubahan sosial yang baru atau pembaruan yang dibawa oleh tokoh-tokoh agen pembaruan.
Rabu, 5 Mei 2010
Kebijaksanaan Pengelolaan
PKLH
Kemerosotan kualitas lingkungan kehidupan di bumi
berlangsung terus sampai hari ini. Eksploitasi sumber daya dilakukan secara
semena-mena tanpa etika lingkungan. Menurut Worls Resources Institute,
Indonesia kehilangan 72% hutan alam yang areal hutannya menurun rata-rata 3,4
juta hektar pertahun. Kawasan hutan di Indonesia menurun dratis dari 144 juta
hektar (tahun 1950) menjadi hanya sekitar 92,4 juta hektar (1999). Tanah, air,
udara tercemar baik oleh limbah industri maupun oleh limbah domestik yang
berasal dari rumah hunian. Konon, sekitar 5 juta orang terserang muntaber dan
sekitar 120 juta orang (60% penduduk) menderita cacingan akibat cemaran dari
tinja. Kebijakan pelaksanaan pembangunan yang semula dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat ternyata hanya dapat mensejahterakan
sekelompok kecil masyarakat. Ironisnya, kegiatan pembangunan ini justru lebih
banyak menurunkan kualitas hidup masyarakat akibat penurunan kualitas
lingkungan. Atas pertimbangan inilah, badan internasional PBB dalam laporannya
“our common future” mendeklarasikan konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) yang berdimensi moral. Permasalahannya, bagaimana
merubah keyakinan, sikap, dan perilaku tiap individu dari “tidak ramah
lingkungan” menjadi “ramah lingkungan”.
Sebuah pandangan imajinatif tentang isu
kependudukan di tingkat global ini : yaitu bahwa bumi kita ini alamiah dan teratur,
bahwa manusia yang tinggal di atasnya hanya diwarisi sebuah bumi yang “serba
terbatas” dan oleh karenanya manusia perlu menyadari akan adanya “batas-batas
pertumbuhan” sehingga mereka pun perlu menumbuhkan “lifeboat ethics”.
Adanya kaitan erat antara pertumbuhan penduduk yang cepat dengan sejumlah
permasalahan sosial dan lingkungan menjadi persoalan kependudukan penting untuk
dibicarakan sebagai sebuah isu global.
Beberapa permasalahan kependudukan, yang bertalian
dengan pertumbuhan penduduk yang cepat dan tanpa henti, adalah pencemaran
lingkungan, perubahan iklim, pengrusakan hutan, urbanisasi, penurunan
pendapatan, inflasi, pengangguran, perumahan , tingkat melek huruf, kelaparan,
kekurangan air bersih, keterbatasan pelayanan kesehatan, energi dan sumber daya
alam, dan konflik politik. Pertambahan jumlah penduduk tidak bisa dikatakan
sebagai sebagai sebuah masalah, kecuali jika dihubungkan dengan
variable-variabel lain.
Dewasa ini pertumbuhan penduduk yang fantastis
dipandang sebagai sebuah masalah, bukan karena percepatan pertambahan penduduk
yang disadari semakin tinggi, tetapi lebih karena orang baru sadar, bahwa
batas-batas pertumbuhan telah semakin mendekat atau bahkan telah terlewati oleh
pertumbuhan penduduk dunia.
Disamping isu pertumbuhan penduduk yang cepat,
terdapat pula beberapa isu kependudukan, yang mungkin disatu disisi bisa
menjadi jalan keluar bagi daerah tertentu, tetapi menjadi masalah baru bagi
daerah lain, diantaranya mengenai: masalah migrasi penduduk, migrasi merupakan
perpindahan penduduk dari suatu tempa ketempat lain. Migrasi senangtiasa
terjadi sepanjang masa sejak dahulu sampai sekarang. Beberapa hal yang
memotivasi seseorang hendak melakukan migrasi diantaranya, karena kesulitan
hidup didaerah asal misalnya penghasilan yang sangat kecil, keamanan yang tidak
terjamin keselamatannya, Pengaruh- pengaruh dari luar yang menjadi tujuan yang
dipandang lebih baik, transportasi yang baik mempermudah terjadinya imigrasi
yang baik. Isu lain yaitu urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari
desa ke kota. Proses urbanisasi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan
banyak kota diseluruh Dunia.
Salah satu masalah yang terjadi di negara ketiga
khususnya Indonesia yaitu masalah kualitas sumber daya manusia. Manusia
merupakan sumber daya yang utama dalam pembangunan, baik kemampuan, maupun
kemauan manusia itu. Dari segi teknologi kemampuan kita masihlah rendah.
Kemiskinan penduduk juga merupakan masalah sosial
yang tak kunjung selesai dinegara Indonesia tercinta ini, kemiskinan terjadi
disebabkan oleh produktivitas tenaga kerja yang rendah atau lapangan pekerjaan
yang kurang, kesehatan yang buruk serta pendidikan rendah.
Lapangan kerja yang dikembangkan sekarang ini
masih sangat terbatas sedangkan keperluan perluasan sudah amat mendesak. Tenaga
kerja yang ada sebagian besar belum dapat di mobilisasikan bahkan sebagian dari
tenaga kerja tersebu
Kurangnya pembangunan bidang kesehatan, melainkan
karena perpacuan jumlah penduduk dengan jumlah pembangunan di bidang
kesehatan tersebut belum seimbang. Jumlah penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan masih jauh lebih besar persentasenya daripada jumlah sarana dibidang
kesehatan tesebut.t belum memiliki suatu keterampilan yang tertentu.
Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah
banyak cara yang ditawarkan diantaranya pengendalian fertilitas dengan
penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan perkawinan, bahkan menurut teori
malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks (pengurangan penduduk
melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan penduduk melalui
proses kematian).
Beberapa isu lingkungan hidup yang menjadi fokus
saat ini diantaranya : Perubahan iklim global, perubahan suhu global,
penurunan signifikan suhu global akan mengakibatkan masyarakat dunia khususnya
yang berada dibelahan bumi utara, menghadapi zaman es baru.
Meningkatnya kadar dan konsentrasi karbondioksida
di atmosfir akibat kenaikan suhu bumi. Peningkatan unsur karbondioksida ini
akan menciptakan terjadinya efek rumah kaca, yang menyebabkan radiasi
sinar matahari yang masuk dalam atmosfer terperangkap dan menimbulkan efek
panas di sekitar permukaan bumi. Seakin banyak kandungan karbondioksida di
atmosfir, semakin tinggi suhu bumi.
Terjadinya hujan asam yang diakibatkan
adanya pencemaran air yang langsung berhubungan dengan iklim. Hujan ini antara
lain berasal dari sumber-sumber air seperti dana dan sungai yang tercemar oleh
sulfur-diaoksida (SO2). Kandungan sulfurdioksida berlebihan akan
menaikan keasaman air hujan, dan seringkali korban yang terkena dampak hujan
asam berada sangat jauh dari sumber pencemaran.
Untuk
mengatasi permasalahan kependudukan dan lingkungan, perlu pengenalan program
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup baik terhadap masyarakat umum
maupun terhadap peserta didik di jalur pendidikan formal. Dengan adanya
pengenalan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup tersebut, diharapkan
manusia bisa lebih bijak didalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
yang ada. Sekaligus dapat menanamkan pada setiap individu khususnya peserta
didik dalam Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup pengertian,
kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional serta bertanggung
jawab terhadap berbagai aspek kehidupan manusia khususnya hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya
Pembinaan dan Perlindungan
Alam
Hutan sebagai sumber kekayaan alam yang penting
perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi rakyat dengan tetap menjaga kelangsungan fungsi dan kemampuannya dalam
melestarikan lingkungan hidup.
Dalam hubungan ini tetap diperlukan peranan hutan
sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Hal ini
akan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat untuk membina
kelestarian alam. Selanjutnya perlu lebih ditingkatkan produksi hutan terutama
untuk memenuhi kebutuhan industri dan energi melalui peningkatan pengusahaan
hutan produksi, penyempurnaan tata guna hutan tropis serta pemanfaatan hasil
hutan. Usaha perlindungan, penertiban dan pengamanan hutan, penanaman kembali,
konversi sebagian hutan alam menjadi hutan buatan, penyuluhan serta
pengembangan sistem pemasaran perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. Hutan yang
rusak mengakibatkan cepatnya kedangkalan sungai sehingga menimbulkan ancaman
banjir di musim hujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Karena itu,
dalam memanfaatkan hutan bagi pembangunan kita harus berusaha untuk memelihara
kelestariannya.
Hutan-hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia,
keberadaannya perlu dilestarikan. Oleh karena itu, sebagai usaha konservasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Perlindungan hutan dan pelestariannya
diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap proses ekologi yang dapat
menunjang dan memelihara sistem penyangga kehidupan umat manusia.Hal itu
merupakan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberadaan dn menjamin
pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah keanekaragaman sumber daya alam
beserta ekosistemnya, dari kemungkinan terjadinya penurunan kuantitas maupun
kualitasnya dan dalam pengendalian semua bentuk gangguan,ancaman, hambatan ,
dan tantangan terhadap kelestarian sumber daya hutan.
Upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan
pengawetan sumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan
hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan lindung dan suaka alam,
pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi
flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta
kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan. Sementara itu untuk mendukung
industri pariwisata, pembangunan dan pengusahan hutan wisata lebih ditingkatkan
melalui peran serta sektor swasta yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan
kepada pengembangan taman wisata dan taman baru yang potensial. Hal ini selaras
dengan kenaikan permintaan terhadap jasa rekreasi hutan wisata dan taman baru,
terutama di daerah sekitar batasan kota.
Menyadari pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan
umat manusia di dunia perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan kerusakan,
pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi[penanaman kembali]
dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis. Di dalam rangka meningkatkan daya
dukung lahan yang lebih optimal, maka upaya untuk merehabilitasi lahan kritis
dan meningkatkan konservasi tanah lehi diperhatikan di masa mendatang. Hal
tersebut dilaksanakan antara lain melaluji penghijauan dan reboisasi lahan
kritis, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan dan peningkatan
pengendalian banjir dan erosi dalam DAS prioritas.
Pembinaan tata ruang dan
wilayah
Pembinaan tat ruang
dan wilayah Indonesia diatur dalam Perundang-Undangan nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Ruang adalah wadah
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan. Tata ruang adalah wujud
struktur ruang dan pola ruang.
Wilayah adalah ruang
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah
Pengelolaan
Pencemaran
a)
Baku
Mutu Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Baku
mutu air pada sumber air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat dalam air, namun tetap berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Dalam kasus-kasus pencemaran perairan, baik itu laut,
sungai, danau maupun waduk, seringkali diberitakan bahwa nilai BOD dan COD
perairan telah melebihi baku
mutu. Atau sebaliknya, pada kasus pencemaran lainnya yang mendapat protes dari masyarakat
sehubungan dengan adanya limbah industri, ditanggapi dengan dalih bahwa nilai
BOD dan COD perairan masih memenuhi baku
mutu.
BOD atau Biochemical
Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen
terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya
bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik
(Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd
(1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik
yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter).
Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan
oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap
masuknya bahan organik yang dapat diurai.
Sedangkan
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan
untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990).
Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan
menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan
katalisator perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga
segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit
urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD
memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih
besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
Salah satu
sumber daya yang cukup krusial untuk ditangani adalah pengelolaan sumber daya
air. Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang acapkali terabaikan dan sering
menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara baik. Hal ini
tercermin dari seringnya terjadi kekeringan apabila musim kemarau dan terjadi
banjir apabila musim penghujan. Tetapi “ bicara “ tentang air tidak lepas dari
kualitas lingkungan, karena kelestarian lingkungan merupakan hal penting dalam
pengelolaan sumber daya air. Air merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas
manusia apabila kegiatan yang dilakukan tidak memperhatikan aspek-aspek
ekologis. Pencemaran air dapat merupakan masalah lokal, regional bahkan global
apabila pencemaran tersebut mempengaruhi kualitas air secara keseluruhan.
Prinsip dasar pengendalian pencemaran air adalah
melakukan reduksi kadar atau beban pencemaran sampai dengan tingkat baku mutu
limbah cair (effluent standard) yang ditetapkan, atau diversifikasi
kegiatan dengan menggunakan peralatan yang menghasilkan limbah cair sedikit,
ataupun menggunakan sistem industri bersih, mengurangi perluasan atau
peningkatan sistem produksi industri, revitalisasi infrastruktur pengendalian
pencemaran air yang telah ada, pengetatan sistem perizinan pembuangan limbah,
Dalam rangka memenuhi baku mutu air (stream
standard) dari sungai sebagai badan air penampung, perlu memperhatikan daya
tampung beban pencemarannya pada ruas sungai tersebut dengan menyesuaikan titik
pembuangan yang mempunyai kemampuan self purification yang tinggi atau
relokasi titik buang sumber pencemarannya ataupun sumber pencemarnya terkait
dengan sistem perijinan yang berlaku, Untuk menunjang pelaksanaan pengendalian
pencemaran, perlu dilakukan penegakan hukum yang lebih tegas, peningkatan upaya
konservasi kawasan, review penataan ruang kawasan ataupun peruntukan lokasi,
dan sosialisasi program serta sistem pengawasannya, Balai Lingkungan Keairan merasa perlu
melakukan pemutahiran kembali Buku Teknologi Pencegahan dan Penanggulangan
Pencemaran Air dengan menambahkan berbagai perbaikan sistem untuk beberapa
teknologi proses pengolahan air limbah.
b)
Baku Mutu Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara
Pencemaran
udara di lingkungan dapat dibedakan menjadi baku mutu udara ambient dan baku
mutu udara emisi.
Baku mutu
udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup,
tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
Baku mutu
udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien.
Didasarkan pada baku mutu udara ambien, status mutu
udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat
gangguan, ambang batas kebisingan dan ISPU.
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
(AMBIEN & DALAM RUANGAN)
–Pencegahan pencemaran udara
–Penanggulangan pencemaran
udara
–Pemulihan mutu udara
PENCEGAHAN PENCEMARAN UDARA
• Penetapan baku mutu udara ambien,
status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku
tingkat gangguan, ambang batas kebisingan, baku mutu udaradalam ruangan dan
ISPU.
•
Kawasan dilarang merokok.
•
Larangan pembakaran sampah.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA
• Pentaatan baku mutu udara ambien,
emisi dan tingkat gangguan oleh industri (sumber tidak bergerak).
• Pemeriksaan emisi& tingkat kebisingan
kendaraan bermotor.
• Penggunaan bahan baker gas
untukangkutan umum dan kendaraan operasional Pemda.
•
Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan.
PEMULIHAN MUTU
UDARA
•Pengembangan ruang terbuka
hijau
•Hari bebas kendaraan bermotor
c)
Baku
Mutu Laut dan Pengendalian Pencemaran Laut
Tak diragukan lagi, selain
terkenal dengan mega biodiversity, tak diragukan lagi- Indonesia adalah negara kepulauan.
Namun, kenyataannya saat ini produk kerang-kerangan kita sudah ‘diboikot” oleh
negara-negara Uni Eropa karena kita tidak mempunyai program pemanfaatan
pencemaran di lokasi kerang-kerangan tersebut diambil .
Padahal, belum lama
berselang, udang-udang kitapun ditolak karena diduga mengandung bahan
antibiotika. Dan, sekarang menyusul kerang. Kondisi ini mencerminkan betapa
tingginya kondisi pencemaran di wilayah pulau Jawa dan Indonesia bagian
barat.
Sebagai negara maritim, lautan Indonesia
mengandung sumberdaya hayati laut dan pesisir yang kaya dan paling beragam
diantara negara-negara tropika. Mangrove, terumbu karang, sumberdaya perikanan
dan wisata bahari memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perekonomian
negeri ini. Tapi, jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi disertai makin
meningkatnya pencemaran dan kerusakan habitat fisik yang serius, amat mengancam
keberlanjutan produktivitasnya.
Salah satu hal yang paling mendasar adalah upaya
menanggulangi dampak negatif tersebut adalah bagaimana memelihara mutu air laut
yang menjamin berlangsungnya kehidupan biota didalamnya. Dan, hal ini tentu
saja perlu ditentukan kriteria mutu air laut yang melindungi kehidupan biota
akuatik, kesehatan manusia serta penggunaan air laut untuk industri, pariwisata
dan perikanan. Karena bila mutu air laut baik, maka kerusakan habitat dan
populasi biota laut yang tereksploitasi berlebihan akan pulih secara alami asal
ancaman-ancaman dapat dihentikan.
Laboratorium PUSARPEDAL di Serpong , seharusnya
menjadi laboaratorium rujukan nasional yang membina jaringan dan secara
periodik melakukan interkalibrasi dengan laboratorium-laboratorium yang menjadi
simpul-simpul dalam jaringan nasional. Dengan kata lain pemerintah saja
dengan satu lembaga tidak cukup, namun perlu dilibatkan pemerintah daerah yang
mengelola secara professional. Dan, ini juga satu hal yang perlu dibahas,
mengingat batas-batas perairan laut / sungai kadang melintasi berbagai dearah.
Seperti : sungai Me Khong, Sungai Tigris atau Rhaine yang melintas antar negara
hingga akhirnya dikelola secara bersama antar negara. Demikian juga kita yang
melewati antar pulau atau daerah.
Fungsi AMDAL Dalam Pengelolahan Lingkungan
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak
tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau environmental impact
Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu
studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:
1.Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian
1.Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian
2.AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan
tidak rusak dengan beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan
aktivitas yang makin lama makin mengubah lingkuangannya.
AMDAL
merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk
mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti
aspek teknis dan ekonomis.Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama ,di mana masing-masing
aspek dapat memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian
yang optimal terhadap proyek dapat diperoleh.Kenyataan yang biasa terjadi
adalah bahwa hasil studi kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat
menghasilkan kesesuaian didalam studi kelayakan untuk aspek lainnya.Bagian dari
Amdal yang dapat diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah
sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,terutama
sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air,energi,manusia,dan
ancaman alam sekitar dapat digunakan sebagai alat legalitas.
Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi
adalah memahami peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan
hidup di lokasi tempat studi AMDAL dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan
tersebut ada yang berlaku secara internasional dan ada juga yang berlaku untuk
suatu negara saja.
Berlaku secara internasional. Peraturan –
peraturan yang bersifat internasional penting diperhatikan terutama oleh mereka
yang melakukan studi AMDAL yang dampak proyeknya akan melampaui daerah yang
digunakan secara internasional, seperti misalnya proyek yang limbahnya akan
dibuang ke laut atau limbah yang dapat ditiup angin sampai jatuh ke negara
lain, seperti misalnya hujan asam.Peraturan –peraturan yang berlaku secara
internasional mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian – perjanjian
bilateral maupun multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang
disebut Declarationof the United Nations Conference on the Human Environment
yang oleh semua negara anggota PBB tahun 1972.Berlaku di Dalam Negeri.Di
indonesia, peraturan dan perundang – undangan dapat dijumpai pada tingkat
nasipnal, sektoral maupun regional / daerah. Peraturan Pemerintah RI nomor 51
tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak lingkungan merupakan peraturan baru
pengganti dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986.
Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.
Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk hal- hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.
Yang didimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak
suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan
5 ( lima ) dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA
(Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan
Lingkungan ), dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak
Lingkungan ) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu kegiatan yang direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan
lingkungan yang amat mendasar yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu
digaris bawahi dari pengertian diatas adalah tidak semua rencana kegiatan harus
dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya diterapkan pada kegiatan yang
diperkirakan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup.
Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) mnerupakan dokumen yang
memuat upaya - upaya mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting
lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat
dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan menbcakup empat kelompok aktivitas :
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan menbcakup empat kelompok aktivitas :
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah
dampak negatif lingkungan melalui pemilihan atas alternatif, tata letak (tata
ruang mikro) lokasi, dan rancang bangun proyek.
b.Pengelolaan lingkungan yang bertujuan menanggulangi, meminimalisasi,atau
mengendalikan dampak negatif baik yang timbul di saat usaha atau kegiatan
beroperasi, maupun hingga saat usaha atau kegiatan berakhir misalnya
rehabilitasi lokasi proyek.
c. Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif
sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada
pemprakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak
positif tersebut.
d. Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi
lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumberdaya tidak
dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau
ekologis)sebagai akibat usaha atau kegiatan.
Kebijaksanaan Kependudukan dan KB
Sistem Kesehatan Nasional Atau SKN
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.
Sistim Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai penyempurnaan dari SKN
sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk
meningkatkan tercapainya pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Diharapkan
SKN 2009 ini terkait dan mengacu pada arah dan tahapan pembangunan kesehatan
yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RPJPK) Tahun 2005-2025.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam
kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: 1)
Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan kemandirian, 3) Adil dan merata, serta 4)
Pengutamaan dan manfaat.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan
revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang
meliputi:
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan pembangunan kesehatan,
4) Kepemimpinan. Sistem Kesehatan Nasional juga disusun dengan
memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan
dasar secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai
kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif
gender .
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka
Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Program KB
Pendekatan
baru yang mengedepankan Keluarga Berencana (KB) sebagai hak warga negara
menjadi sangat penting saat ini. Terlebih lagi penyelenggaraan program KB pada
masa Orde Baru pernah meninggalkan trauma di sebagian masyarakat.
Program KB
semakin penting karena berperan dalam peningkatan sumber daya manusia serta
pemutusan lingkaran kemiskinan. Keluarga berencana memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menikmati kesehatan, pendidikan, dan ekonomi lebih baik.
Pengaturan
kehamilan terbatas hanya sebagai upaya untuk membantu pasangan suami-istri
untuk melahirkan pada usia ideal, memiliki jumlah anak dan mengatur jarak
kelahiran anak ideal dengan menggunakan alat, obat dan alat kontrasepsi juga
dipandang diskriminatif. Hal itu karena status perempuan hamil yang tidak
menikah kemudian ketersampingkan.
Revitalisasi
program KB merupakan salah satu fokus dalam peengendalian kualitas penduduk.
Revitalisasi itu, antara lain, adalah melalui pengembangan kebijakan
pengendalian yang responsif jender, pembinaan kemandirian KB, promosi dan
penggerakkan masyarakat serta berbagai upaya lainnya.
ARAH
KEBIJAKAN PROGRAM KB NASIONAL TAHUN 2010
- Memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin, berpendidikan rendah, PUS MUPAR, daerah pedesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan dan daerah dengan unmet need tinggi
- Peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alkon MKJP
- Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan KR bagi keluarga dan individu untuk meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak dalam mewujudkan keluarga sehat dengan jumlah anak ideal serta pencegahan berbagai penyakit seksual dan alat reproduksi
- Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga dan pendewasaan usia perkawinan
- Peningkatan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi dan anak serta pembinaan kualitas hidup keluarga secara terpadu
- Pemberdayaan ketahanan keluarga akseptor KB untuk mewujudkan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya
- Mengoptimalkan upaya-upaya advokasi,promosi dan KIE Program KB Nasional
- Pembinaan kuantitas dan kualitas SDM di lini lapangan dan kualitas manajemen pengelolaan program KB nasional
- Peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi Program KB Nasional
Program Transmigrasi
Pada 12
Desember 1950 merupakan hari pertama Pemerintah Republik Indonesia
menyelenggarakan perpindahan penduduk. Pertama kali diberangkatkan 23 kepala
keluarga (KK) atau 77 orang dari Jawa Tengah ke Tanjung Karang, Lampung. Untuk
mengenang peristiwa ini, maka momentum 12 Desember dinobatkan sebagai Hari
Bakti Transmigrasi (HBT) dan diperingati setiap tahunnya.
Program
transmigrasi yang sudah berlangsung selama 59 tahun ini merupakan perjalanan
panjang yang terbukti mampu meningkatkan kehidupan berbangsa dari suatu negara
kepulauan yang memiliki masyarakat yang heterogen. Ini sesuai dengan tujuan
pelaksanaan transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendukung
pembangunan di daerah serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Mennakertrans) HA Muhaimin Iskandar mengatakan, pada periode 2005-2009,
Depnakertrans sudah melakukan pembinaan di 263 unit permukiman transmigrasi
(UPT), melaksanakan pembangunan 44 kota terpadu mandiri (KTM), serta mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 151.757 orang. Untuk rencana pembangunan jangka
menengah nasional (RPJMN) 2010-2014, pembangunan transmigrasi diarahkan pada
dua prioritas bidang pembangunan, yaitu pembangunan perdesaan serta
pengembangan ekonomi lokal dan daerah.Untuk pembangunan perdesaan, dilakukan
melalui pembangunan permukiman transmigrasi dalam satu kesatuan sistem
pengembangan wilayah.Ini sebagai upaya peningkatan kesempatan kerja dan usaha
serta merupakan bentuk transformasi ekonomi dari sektor primer ke sekunder atau
tersier, sekaligus dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Sementara itu, untuk
pengembangan ekonomi lokal dan daerah dilakukan melalui pembangunan kawasan
transmigrasi sebagai upaya mengintegrasikan dan mempercepat terbentuknya
perkotaan baru. Ini juga sekaligus sebagai hasil integrasi inter dan antara
kawasan yang mampu mentransformasikan ekonomi yang berdaya saing serta
membangun keterkaitan desa dan kota. Transmigrasi terus berkontribusi untuk
memberikan peluang meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya
penganggur, sehingga bisa mengak-selerasi pengembangan suatu wilayah menjadi
mandiri, secara ekonomi. Tentunya ini bisa diwujudkan bila ada sinergi yang
baik antara pemerintah pusat, daerah, dan kalangan dunia usaha.
Kedepan,terdepat sejumlah tantangan dalam
penyelenggaraan transmigrasi, seperti tidak hanya mengandalkan pembukaan lahan
baru dan bisa memanfaatkan lahan/tanah yang ada serta menyediakan layanan
pendidikan dan pelatihan yang tepat sasaran untuk calon transmigran. Selain itu
tantangan juga terkait upaya membangun permukiman yang terhubung dengan wilayah
lain, mengusung sinergitas dalam pengembangan kawasan transmigrasi, serta tetap
menerapkan prinsip tata kelola penyelenggaraan transmigrasi yang baik.
Untuk itu, upaya peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, baik aparat maupun transmigran, sekaligus penguatan kelembagaannya
serta pengintensifan koordinasi dengan pihak-pihak terkait harus dilakukan
untuk memajukan transmigrasi. Tentunya semua dilakukan sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmi-grasian.
Program Peningkatan Gizi
Departemen Kesehatan meluncurkan program
Peningkatan Nutrisi Melalui Pemberdayaan Masyarakat (NICE). Program ini memberdayakan
masyarakat agar mampu mengenaili, mencegah, serta mengatasi masalah gizi dan
kesehatan. Sasarannya adalah balita, ibu hamil, dan ibu menyusui terutama dari
keluarga miskin. Program ini direncanakan berlangsung selama 5 tahun sejak awal
tahun ini hingga 2012.
Dana dibagikan kepada 1.800 desa yang membentuk
Kelompok Gizi Masyarakat. Mereka diminta menyusun proposal berdasarkan masalah
gizi setempat yang diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk
mendapatkan dana Rp 100-150 juta. Selain itu setiap Posyandu akan mendapatkan
bantuan operasional berupa dana stimulan sebagai tambahan biaya yang telah
disediakan Pemerintah Daerah.
NICE akan memfasilitasi 13.656 Posyansu yang
tersebar di 4.053 desa. Kader akan dilatih agar memiliki kompetensi untuk
melakukan penyuluhan tentang keluarga sadar gizi yang efektif. Posyandu akan
mendapat bantuan peralatan termasuk buku pegangan kader, leaflet atau
bahan-bahan untuk menyuluh di masyarakat. Setiap Posyandu juga akan dilengkapi
dengan home economic set berupa alat masak dan contoh bahan pangan lokal.
Program NICE diharapkan meningkatnya cakupan kunjungan ibu dengan balita ke
posyandu, cakupan ASI Eksklusif 6 bulan, dan Ibu hamil yang mendapat tablet
besi. Sedangkan dampak yang diharapkan yaitu menurunnya prevalensi gizi kurang,
prevalensi balita kurus, dan prevalensi anemia pada ibu hamil dan balita.
Rabu, 26 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar